Warga berusaha membersihkan area rumahnya dari dampak terjangan badai di Claveria, Cagayan, Filipina. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 18 November 2024 16:30
Manila: Warga Filipina mulai membersihkan area sekitar tempat tinggal mereka usai negara tersebut dihantam badai besar keenam dalam sebulan terakhir. Mereka bergotong-royong menyingkirkan pepohonan tumbang dan memperbaiki rumah-rumah yang rusak pada Senin, 18 November 2024.
Badai besar keenam di Filipina tahun ini, Man-yi, telah menghancurkan sejumlah bangunan, memicu tanah longsor, memutus aliran listrik dan lainnya.
Badan cuaca nasional telah memperingatkan tentang dampak "berpotensi bencana" dari Man-yi, yang merupakan topan dahsyat saat melanda selama akhir pekan. Namun, Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan bahwa badai tidak seburuk yang ditakutkan.
Dengan kecepatan angin maksimum berkelanjutan 185 km/jam, Man-yi menghantam pulau Catanduanes pada Sabtu malam, dan pulau utama Luzon pada Minggu sore.
Badai tersebut menumbangkan pohon-pohon, merobohkan kabel listrik, menghancurkan rumah-rumah kayu, dan memicu tanah longsor, tetapi tidak menyebabkan banjir serius.
"Meskipun Pepito kuat, dampaknya tidak seburuk yang kami khawatirkan," kata Marcos, menurut transkrip resmi pernyataannya kepada media, menggunakan nama lokal untuk Man-yi, dilansir dari Channel News Asia.
Satu orang tewas di provinsi Camarines Norte, yang menurut Marcos merupakan "satu korban yang terlalu banyak". Polisi mengatakan, korban adalah seorang pria berusia 79 tahun, tewas setelah sepeda motornya tersangkut di kabel listrik.
Sejauh ini belum ada laporan lain tentang kematian atau cedera.
"Kami sekarang akan melanjutkan penyelamatan mereka yang (di) daerah terpencil dan bantuan berkelanjutan bagi mereka yang mengungsi dan tidak memiliki sarana untuk menyiapkan makanan mereka sendiri serta tidak memiliki persediaan air," kata Marcos.
Pemadaman listrik di seluruh provinsi pulau Catanduanes dapat berlangsung selama berbulan-bulan setelah Man-yi menumbangkan tiang listrik, kata petugas informasi provinsi Camille Gianan kepada AFP.
"Catanduanes rusak parah akibat topan itu - kami membutuhkan paket makanan, perlengkapan kebersihan, dan bahan bangunan," kata Gianan.
"Sebagian besar rumah dengan bahan ringan rata dengan tanah sementara beberapa rumah yang terbuat dari beton atap, pintu, dan jendelanya hancur," lanjut dia.
Di kota pesisir Baler di provinsi Aurora, operasi pembersihan sedang berlangsung untuk menyingkirkan pohon-pohon tumbang dan puing-puing yang menghalangi jalan dan jalur air.
"Sebagian besar rumah di sini terbuat dari bahan ringan, jadi bahkan sekarang, sebelum pemeriksaan, kami memperkirakan banyak rumah di kota akan mengalami kerusakan berat," kata petugas bencana Neil Rojo kepada AFP.
"Kami juga menerima laporan tentang atap yang beterbangan karena angin tadi malam, angin kencang yang membuat kami takut, bukan hujan lebat," pungkas Rojo.
Baca juga: Topan Man-yi Terjang Filipina