Airlangga Hartarto. Foto: Tangkapan layar.
Tri Subarkah • 11 August 2024 14:46
Jakarta: Airlangga Hartarto memutuskan mundur sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Keputusan tersebut diduga karena pengaruh pihak luar.
"Saya kira jika isu yang terakhir ini benar adanya, ternyata Golkar juga partai yang mudah diintervensi. Padahal berdasarkan beberapa kajian, Golkar termasuk partai yang kuat pelembagaannya dan otonom," kata peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli saat dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 11 Agustus 2024.
Dugaan lain mundurnya Airlangga adalah gagal mengemban hasil Musyawarah Nasional. Yakni, mengusung capres atau cawapres dari kader partai pada Pilpres 2024.
Namun, kegagalan tersebut berhasil ditutupi dengan capaian di Pemilu 2024. Golkar berhasil meraih 102 kursi.
"Jadi mestinya Airlangga dianggap sebagai Ketum yang sukses mengantarkan Golkar sebagai kekuatan politik kedua di DPR setelah PDI-Perjuangan," jelas Lili.
| Baca juga: Permintaan Maaf Airlangga |