Kesejahteraan Pengemudi Ojol Disebut Menurun

Ilustrasi Ojek Online. Foto- MI/Bary Fathahlilah

Kesejahteraan Pengemudi Ojol Disebut Menurun

Theofilus Ifan Sucipto • 9 January 2024 15:58

Jakarta: Kesejahteraan sopir atau driver ojek online (ojol) disebut menurun. Riset mandiri Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) menyebutkan kesejahteraan sopir ojek online (ojol) membeberkan pengemudi hanya mendapat 70 persen dari hasil kerja sama.

"Padahal dulu di awal-awal porsi driver mencapai 90 persen dari total hasil yang diperoleh. Ini kan tidak fair," kata Ketua Umum PKN Anas Urbaningrum dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 Januari 2024.

Seharusnya, kata Anas, kerja sama driver ojol dan penyedia aplikasi saling menguntungkan. Terlebih, penyedia aplikasi hanya menyediakan sistem, dan driver ojol yang menanggung bensin hingga konsekuensi lain.

“Yang lebih masuk akal adalah seorang driver harus dipandang sebagai mitra penuh oleh aplikator, bukan karyawan yang terus dikurangi porsi pembagiannya," ujar Anas.
 

Baca: Ojol Lampung Tolak Kebijakan Kendaraan Mati Pajak Dilarang Isi BBM di SPBU

Menurut Anas, keberadaan ojol sebagai dampak positif ilmu pengetahuan mesti diperhatikan. Jangan sampai ilmu pengetahuan malah menggilas masyarakat kecil.

Anas ingin jerih payah driver dapat dihargai secara pas. Mengingat, pekerjaan di jalanan penuh risiko, baik kecelakaan dan konsekuensi lain.

"Driver memilih menjadi ojol karena tidak ada pilihan yang lebih baik, rasanya tidak adil menghisap keringat mereka lebih banyak lagi,” lanjut mantan Ketua Umum PB HMI ini.

Partainya akan memperjuangkan nasib driver ojol. Khususnya, dalam mendapat bagian 90 persen dari jerih payah mereka.

"Bagian 10 persen itu sudah cukup besar bagi aplikator, itu namanya keadilan," kata Anas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)