ilustrasi medcom.id
Media Indonesia • 11 January 2024 09:26
Semarang: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi. Seperti bencana angin puting beliung menerjang daerah Grobogan dan Semarang akibatnya puluhan rumah porak poranda.
Puluhan warga dibantu aparat kepolisian dan TNI membersihkan dan menata lagi puluhan atap rumah warga di Desa Sedadi, Bologarang dan Termas, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang porak poranda akibat diterjang angin puting beliung. Demikian juga di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang sebanyak 27 rumah warga porak poranda pada bagian atap akibat terjangan angin ribut tersebut.
"Angin ribut datang sore dari arah perbukitan sebelumnya turun hujan lebat, ini sudah saya laporkan ke BPBD," ujar Kepala Desa Watuagung Heryu Cahyono, Kamis, 11 Januari 2024.
Sementara itu BMKG Jawa Tengah Kamis, 11 Januari kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi di 24 daerah di provinsi ini. Pasalnya, cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berpotensi terjadi, sehingga diminta agar warga di daerah rawan bencana mewaspadainya.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo mengatakan potensi cuaca ekstrem l, sehingga ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin puting beliung cukup tinggi, maka BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini untuk mencegah munculnya bencana tersebut.
Sebanyak 24 daerah berpotensi terjadi cuaca ekstrem, lanjut Yoga Sambodo, yakni Karanganyar, Kendal, Kudus, Kota/ Kabupaten Magelang, Pati, Kota/ Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terdapat beberapa faktor yang mendukung peningkatan potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah yaitu hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Jawa Tengah, terdapat daerah belokan dan pertemuan angin di sekitar wilayah Jawa Tengah.
"Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di kuadran 3 berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat," kata Yoga Sembodo.