Kemarau. Foto: MI.
Antara • 29 May 2023 18:44
Malang: Peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menilai pemerintah perlu menyiapkan sejumlah skema untuk mengantisipasi terjadinya kemarau ekstrem atau El Nino.
Joko Budi Santoso mengatakan bahwa potensi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus 2023 akan memberikan ancaman dan tekanan terhadap produksi sektor pertanian, khususnya untuk tanaman pangan.
"Ini mengancam stabilitas harga komoditas pangan strategis dan bahaya tekanan inflasi. Langkah antisipatif dapat dilakukan dengan berbagai kebijakan strategis yang fokus pada upaya menjaga pasokan komoditas pangan dan stabilisasi harga," kata Joko, dikutip dari Antara, Senin, 29 Mei 2023.
Joko menjelaskan, dalam jangka pendek perlu adanya perbaikan dalam manajemen informasi kebutuhan bahan pangan untuk industri dan rumah tangga secara berkesinambungan, sehingga akan lebih memudahkan dalam menjaga pasokan.
Selain itu, kata Joko lagi, pembenahan manajemen informasi tersebut bisa dilakukan melalui koordinasi yang efektif bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Data-data tersebut, menjadi data penting untuk melakukan pengambilan kebijakan selanjutnya.
"Dengan manajemen informasi harga serta produksi pangan, akan menjadi landasan dalam memperkuat kerja sama antarnegara maupun antardaerah dalam menjaga pasokan komoditas pangan," ujarnya pula.
Ia menambahkan, selain melakukan pembenahan manajemen informasi tersebut, pemerintah juga perlu mengambil langkah dengan memperkuat penyuluhan pertanian secara berkala, penyediaan bibit dan benih berkualitas serta menjamin pasokan irigasi dan ketersediaan pupuk.
"El Nino memiliki dampak gangguan pada pola tanam dan potensi hama yang lebih besar, sehingga harus diantisipasi dengan berbagai upaya strategis tersebut," katanya.