Inggris. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 13 September 2023 20:45
London: Perekonomian Inggris menyusut pada laju tercepat dalam tujuh bulan karena cuaca basah menghambat pengeluaran dan pemogokan melanda sektor publik, melemahkan kekuatan ekonomi pada bulan sebelumnya.
Menurut Kantor Statistik Nasional Inggris Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris turun 0,5 persen, menyusul kenaikan 0,5 persen pada bulan Juni. Angka ini diatas prediksi para ekonom yang memperkirakan kontraksi sebesar 0,2 persen.
Angka-angka tersebut menambah bukti perekonomian Inggris kehilangan momentum di tengah peningkatan tajam dalam biaya pinjaman. Hal ini mungkin membuat beberapa pengambil kebijakan Bank of England berhenti sejenak untuk berpikir ketika mereka memutuskan akhir bulan ini apakah akan menaikkan suku bunga lagi dalam upaya mereka mengendalikan inflasi.
"Suku bunga yang lebih tinggi dan inflasi yang tinggi mempunyai dampak yang lebih signifikan terhadap perekonomian,” kata Kepala Investasi di Premier Miton Neil Birrell. dikutip dari The Business Times, Rabu, 13 September 2023.
Hal ini merupakan berita buruk bagi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang menghadapi prospek pemilihan umum tahun depan karena Partai Konservatifnya tertinggal jauh dari oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat. Menteri Keuangan Jeremy Hunt mengatakan kinerja Inggris baik dibandingkan negara lain.
“Ada banyak alasan untuk yakin tentang masa depan. Kami termasuk negara-negara G-7 yang paling cepat pulih dari pandemi ini, dan IMF mengatakan kami akan tumbuh lebih cepat dibandingkan Jerman, Prancis, dan Italia dalam jangka panjang,” kata Hunt.
Penyebab utama kontraksi ini adalah sektor jasa yang dominan, yang turun 0,5 persen pada Juli. Cuaca dingin dan hujan menekan penjualan ritel pada bulan tersebut. Output jasa juga menurun karena para dokter, guru, dan staf kereta api mengundurkan diri karena perselisihan mereka dengan pemerintah mengenai gaji.
“Gambaran yang lebih luas terlihat lebih positif, dengan pertumbuhan ekonomi di sektor jasa, produksi dan konstruksi dalam tiga bulan terakhir,” kata Direktur Statistik Ekonomi ONS Darren Morgan.