Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: dok Kemenko Perekonomian
Angga Bratadharma • 10 July 2023 11:05
Jakarta: Kondisi endemi usai pandemi covid-19 telah mempercepat perkembangan dan implementasi digitalisasi di segala bidang termasuk di sektor ketenagakerjaan. Banyak kegiatan industri yang sudah terotomatisasi berdampak pada turunnya permintaan pada pasar tenaga kerja.
Mengutip keterangan tertulis Kemenko Perekonomian, Senin, 10 Juli 2023, Indonesia saat ini juga dihadapkan pada tantangan bonus demografi pada 2030 diperkirakan jumlah penduduk usia kerja akan mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen dari jumlah penduduk.
Berbagai tantangan tersebut menunjukan penyediaan lapangan kerja menjadi hal penting yang harus disiapkan agar partisipasi angkatan kerja dapat terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk usia produktif.
"Nah bonus demografi ini hanya satu kali di dalam sejarah peradaban suatu bangsa. Dan bonus demografi ini untuk menentukan apakah negara kita, negara Indonesia ini mampu lepas dari jebakan negara menengah. Ini menjadi tantangan buat kita," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Karenanya kita harus meningkatkan produktivitas dan kita harus melakukan continue learning atau belajar terus menerus," tambah Airlangga, dalam sambutannya saat membuka acara Kongres IX Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), di Jakarta.
Airlangga juga menyampaikan kondisi terkini perekonomian Indonesia dan mengatakan bahwa pencapaian tersebut tidak terlepas dari kontribusi dan optimisme para pekerja ataupun buruh. "Purchasing Managers’ Index atau PMI kita kemarin baru dirilis yaitu 52,5 persen. Nah ini tidak bisa ada tanpa adanya optimisme dari teman-teman buruh," tukasnya.
"Karena ini adalah yang tertinggi di kawasan ASEAN. Sehingga tentu perekonomian kita kemarin dalam covid mampu tumbuh di lima persen. Kita mampu menjaga inflasi kemarin sudah diumumkan di 3,52 persen. Pertumbuhan lima persen adalah pertumbuhan kedua tertinggi di antara negara G20," tambahnya.
Tantangan ketenagakerjaan lainnya yang dihadapi Indonesia yakni rendahnya produktivitas tenaga kerja. Terkait itu, pemerintah berupaya menumbuhkan produktivitas tenaga kerja dengan meningkatkan kualitas para pekerja, salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang seluruhnya dilaksanakan secara digital.
Selain itu, terkait dengan transisi energi dari energi berbasis fosil ke renewable energy akan banyak memiliki peluang pekerjaan antara lain pengembangan industri berbasis solar, pengembangan geothermal, pengembangan hydro energy, serta industri hijau. Hal ini menjadi penting karena sektor energi hijau sangat berkaitan dengan para buruh.
"Salah satu kebijakan lain yang dibuat pemerintah yakni Proyek Strategis Nasional. Dan Proyek Strategis Nasional ini mempekerjakan banyak tenaga kerja. Nah ini yang terus kita dorong bahwa inti dari hampir seluruh program kerja pemerintah adalah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja," pungkas Airlangga.