Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas Prediksi Analis dan Lembaga

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas Prediksi Analis dan Lembaga

Annisa Ayu Artanti • 10 August 2023 19:35

Tangerang: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian Indonesia berhasil tumbuh di luar ekspektasi, baik ekspektasi berbagai analis maupun lembaga.
 
Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal dua 2023 yang mencapai 5,17 persen secara tahunan (yoy), membuat catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tujuh kuartal berturut-turut berada di atas lima persen (yoy).
 
Berdasarkan data Bank Dunia yang diperbarui pada Juli 2023, Indonesia juga kembali masuk dalam upper middle income country.
 
Indeks PMI Manufaktur Indonesia Juli 2023 juga melanjutkan tren ekspansif selama 23 bulan berturut-turut, yakni pada level 53,3, dan capaian ini menunjukkan tingginya optimisme para pelaku industri manufaktur di Indonesia di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia.
 
"Kita punya kemampuan untuk resiliensi yang kuat,” kata Airlangga dalam pembukaan The 30th Gaikindo Indonesia International Auto Show di Tangerang, Banten, Kamis, 10 Agustus 2023.
 
Airlangga mengatakan, GNI per capita Indonesia berada pada USD4.580. Diharapkan pada akhir 2024 mencapai USD5.500.
 
Pertumbuhan ekonomi yang ekspansif pada kuartal II-2023 tersebut salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 18,25 persen terhadap PDB. 
 
Sementara itu, Industri Alat Angkutan merupakan salah satu industri yang selalu mencatatkan pertumbuhan positif selama sembilan kuartal berturut sejak kuartal II-2021 sampai dengan kuartal II-2023. 
 
Pada kuartal kedua 2023 pertumbuhan industri alat angkutan tumbuh sebesar 9,66 persen dengan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 1,42 persen. 
 
"Backbone-nya adalah industri otomotif,” ungkap Menko Airlangga.
 
Airlangga juga menyampaikan berdasarkan laporan terakhir dari IMD (Institute for Management Development), daya saing Indonesia melompat 10 tingkat dari 44 menjadi 34 dengan dengan economic performance yang menjadi kuncinya.
 
"Ini juga akibat dari Undang-Undang Cipta Kerja, reform di perburuhan kita nomor satu," imbuh dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)