Erupsi Gunung Semeru/Dok. PVMBG
Media Indonesia • 20 November 2025 21:18
Lumajang: Aktivitas Gunung Semeru menunjukkan tren penurunan pada Kamis, 20 November 2025, dibandingkan dengan kondisi sehari sebelumnya. Meski demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memperketat pemantauan untuk mengantisipasi potensi awan panas guguran.
Pakar Gunung Api PVMBG, Kristianto, mengonfirmasi adanya penurunan aktivitas berdasarkan pemantauan instrumental dan visual. Namun, pihaknya tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya awan panas susulan.
"Berdasarkan pemantauan secara instrumental dan visual, hari ini menunjukkan penurunan. Namun, tidak menutup kemungkinan masih akan terjadi lagi awan panas," ujar Kristianto, Kamis, 20 November 2025.
Sementara itu, Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengungkapkan letusan pada Rabu melontarkan energi sangat kuat dengan jarak luncuran awan panas mencapai 15,5 kilometer. Jarak ini lebih jauh dibandingkan luncuran erupsi 4 Desember 2021 yang sejauh 8 kilometer.
Baca Juga :
Catatan PVMBG menunjukkan luncuran terkuat terjadi pada 4 Desember 2022 dengan jarak mencapai 19 kilometer. Priatin menegaskan pihaknya terus melakukan penguatan pengamatan dengan mengerahkan tim ahli dan tenaga tambahan.
"Kami terus melakukan penguatan pengamatan. PVMBG telah mengirim ahli gunung api dan tambahan tenaga dari pos di gunung lain," jelasnya.
.jpg)
Erupsi Gunung Semeru/Dok. PVMBG
PVMBG masih melakukan kajian mendalam terhadap rekomendasi zona bahaya di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Tim ahli tengah mengevaluasi memperluas radius bahaya yang saat ini berjarak 20 kilometer dari puncak dan radius 8 kilometer untuk area tertentu.
"PVMBG meminta tim ahli untuk membuat rekomendasi, jarak aman tetap 20 kilometer atau lebih diperluas. Termasuk yang 8 kilometer. Kita akan melihat perkembangan terkini dari data pengamatan per 6 jam," tandas Priatin.