Emas batangan. Foto: topvegasbuyer.com
Husen Miftahudin • 12 August 2025 11:25
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) memulai pekan ini dalam posisi tertekan. Pada perdagangan Senin, 11 Agustus 2025, harga bergerak dengan nada negatif seiring meredanya permintaan aset lindung nilai dan meningkatnya selera risiko di pasar global.
Harapan akan kemajuan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan Rusia-Ukraina, bersamaan dengan reli ekuitas, membuat minat terhadap bullion terbatas karena sebagian investor beralih ke aset berisiko. Dalam lanskap seperti ini, ruang kenaikan emas cenderung sempit, sementara tekanan teknikal mulai mengarahkan harga ke bawah.
Menurut analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kombinasi sinyal candlestick dan pergerakan Moving Average saat ini mengonfirmasi tren bearish pada XAU/USD semakin menguat. Dari sisi level, Andy memetakan dua titik rujukan harian, apabila tekanan jual berlanjut, area USD3.325 menjadi sasaran penurunan terdekat yang patut diantisipasi. Sebaliknya, jika muncul koreksi, potensi kenaikan intraday dinilai terbatas di sekitar USD3.365.
"Selama belum ada katalis fundamental baru yang jelas berpihak pada emas, rebound berpeluang bersifat teknikal dan terukur. Dengan kata lain, bias jangka pendek tetap condong ke bawah, dan reli yang terjadi lebih tepat dibaca sebagai kesempatan untuk mengatur ulang posisi, bukan sinyal pembalikan tren," ungkap Andy dikutip dari analisis harian, Selasa, 12 Agustus 2025.
Dari ranah makro, keseimbangan faktor penentu harga masih rapuh. Indeks dolar AS (DXY) bertahan di atas 98,00 dan terakhir terlihat sekitar 98,60, menandakan tidak adanya pelemahan besar pada greenback dalam beberapa hari terakhir.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS menghentikan reli empat hari: tenor 10 tahun berada di kisaran 4,262 persen dan tenor 30 tahun melandai menuju 4,825 persen. Stabilnya imbal hasil menahan laju penurunan biaya peluang memegang emas, sehingga daya dorong bullish dari sisi suku bunga riil belum sepenuhnya terbentuk.
Sementara itu, sentimen risiko global cenderung membaik. Indeks-indeks saham utama di Asia, Eropa, hingga India bergerak positif, didukung ekspektasi kemajuan diplomasi dan laporan laba yang solid. Namun, faktor perdagangan tetap menjadi sumber ketidakpastian. Tarif timbal balik AS yang mulai berlaku 7 Agustus mengerek tarif keseluruhan ke level tertinggi sejak 1934 (perkiraan 18,6 persen) dan menargetkan lebih dari 60 mitra dagang.
Pasar juga menunggu keputusan apakah gencatan senjata tarif AS-Tiongkok selama 90 hari akan diperpanjang. Di sisi lain, keresahan pekan lalu terkait kemungkinan tarif pada batangan emas Swiss termasuk 1 kg dan 100 ons, mereda setelah sinyal dari Gedung Putih emas fisik akan dikecualikan, meski investor masih menanti konfirmasi resmi. Selama kepastian belum turun, rantai pasok bullion tetap dipantau ketat.
Baca juga: Kilau Emas Dunia Meredup, Emas Berjangka Anjlok hingga 2% |