Belum Ada Obat untuk HMPV

Ilustrasi. (Dok. Freepik)

Belum Ada Obat untuk HMPV

Atalya Puspa • 10 January 2025 16:01

Jakarta: Ketua Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyatakan hingga kini belum ada obat untuk penyembuhan Human Metapneumovirus atau HMPV.

"Untuk HMPV, antivirusnya belum ada, tapi kalau situasinya berat, boleh dipakai ribavirin, ini antivirus yang bisa untuk hepatitis C, bisa juga untuk influenza, dan ada dosis untuk hari pertama, kedua, dan ketiga," kata Erlina dalam webinar bertajuk Update Terkini Virus Respirasi: Human Metapneumovirus, Jumat, 10 Januari 2025.

Bagi pasien yang terinfeksi HMPV, terang dia, tata laksananya adalah suportif, istirahat, serta mengonsumsi obat demam, obat batuk dan pilek. 

Erlina pun menerangkan gejala yang timbul pada HMPV. Pertama, setelah terinfeksi ada masa inkubasi yang tidak terlalu lama yakni 3-6 hari sebelum kemudian menjadi sakit. Dan sakitnya biasanya 3-5 hari juga. Adapun pada bayi, HMPV bisa berlangsung sampai 2 minggu. 

"Karena ini virus, biasanya virus itu gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala atau asimptomatik sampai ada gejala. Dan gejalanya influenza like illness," jelasnya. 

Secara umum gejala HMPV umumnya ada demam, suhu badan naik sedikit, kemudian batuk, pilek, dan ada gejala lain seperti nyeri-nyeri otot, nyeri kepala, lekas dan kadang ada ruam di kulit. 
 

Baca juga: Virus HMPV Mudah Menyebar saat Suhu Dingin dan Ventilasi Buruk

"Bila gejalanya semakin berat, kita harus serius nih, bisa terjadi sesak nafas, dan bahkan pada bayi kurang dari 6 bulan sering terjadi apnea. Dan juga perlu diingat ada komplikasinya itu bronchiolitis," bebernya. 

Erlina mengungkapkan, sebagian besar kasus influenza dan HMPV bersifat ringan hingga sedang dan bersifat self limiting disease. Namun, pada kelompok tertentu seperti anak-anak di bawah 14 tahun, lansia, orang dengan asma dan penyakit komorbid lainnya memang perlu ditingkatkan kewaspadaan. 

Karenanya, meski tidak berpotensi menjadi pandemi, perlu upaya-upaya pencegahan, baik dari individu, komunitas, dan pemerintah.

Untuk individu, Erlina mengingatkan terapkan kembali PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat, hindari kontak dengan orang yang bergejala, dan jika punya gejala, maka pakailah masker. 

"Bersihkan benda-benda yang terkontaminasi, dan orang yang berisiko tinggi seperti tadi, anak-anak, lalu lansia, atau orang dengan imun sistem yang rendah, sebaiknya menggunakan masker, terutama saat di kerumunan," ucap dia. 

Selain itu, pemerintah juga diharapkan melakukan surveilans agar adanya kasus HMPV di masyarakat tidak menyebar dengan cepat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)