Ilustrasi. Freepik
M Rodhi Aulia • 25 February 2025 11:12
Jakarta: Setiap bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Namun, ada satu pertanyaan yang sering muncul: bagaimana hukum puasa seseorang yang tidak menjalankan salat lima waktu?
Sebagian orang tetap berpuasa tetapi meninggalkan salat, entah karena malas, sibuk, atau menganggap salat tidak sepenting puasa. Lantas, apakah puasa mereka tetap sah atau justru sia-sia? Mari kita bahas lebih dalam berdasarkan dalil dan pendapat para ulama.
Dalam Islam, salat dan puasa merupakan dua ibadah wajib yang termasuk dalam rukun Islam. Rasulullah SAW bersabda:
"Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan salat, (3) menunaikan zakat, (4) berpuasa di bulan Ramadan, dan (5) menunaikan haji bagi yang mampu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, jelas bahwa salat dan puasa memiliki kedudukan yang sama-sama penting dalam Islam.
Dalam fiqih Islam, hukum seseorang yang berpuasa tetapi tidak menjalankan salat dibagi ke dalam dua kondisi:
a. Tidak Salat Karena Sengaja dan Mengingkari Kewajibannya
Jika seseorang meninggalkan salat dengan keyakinan bahwa salat tidak wajib, maka para ulama sepakat bahwa ia telah keluar dari Islam (murtad). Konsekuensinya, puasanya pun tidak sah karena salah satu syarat sah ibadah adalah keimanan kepada Allah dan rukun Islam secara keseluruhan.
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW:
"Pembeda antara seorang Muslim dan kekafiran adalah meninggalkan salat." (HR. Muslim)
Ibnu Taimiyah bahkan menegaskan bahwa orang yang meninggalkan salat dengan sengaja bukan hanya berdosa, tetapi juga ibadah-ibadah lainnya, termasuk puasa, menjadi tidak diterima di sisi Allah.
Baca juga:
b. Tidak Salat Karena Lalai atau Malas
Jika seseorang meninggalkan salat bukan karena mengingkari kewajibannya, tetapi karena malas atau lalai, maka ia tetap dianggap sebagai Muslim, tetapi dalam keadaan dosa besar.
Dalam kondisi ini, puasanya masih sah, tetapi nilai dan pahalanya sangat berkurang. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
"Maka celakalah orang-orang yang salat, yaitu mereka yang lalai dalam salatnya." (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan bahwa meninggalkan satu kewajiban utama (seperti salat) dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala ibadah lainnya. Artinya, meskipun secara hukum fiqih puasanya sah, tetapi ia kehilangan keberkahan dan manfaat spiritual yang seharusnya didapat dari ibadah Ramadan.
Bayangkan seseorang membangun sebuah rumah besar dan indah, tetapi ia tidak membuat fondasi yang kuat. Mungkin rumah itu masih berdiri, tetapi akan mudah runtuh saat terkena gempa atau hujan deras.
Begitu juga dengan puasa tanpa salat. Puasa adalah ibadah besar, tetapi tanpa salat sebagai fondasi, ibadah itu kehilangan maknanya. Rasulullah SAW bersabda:
"Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Jika salatnya buruk, maka seluruh amalnya juga buruk." (HR. Thabrani)
Jadi, bagaimana seseorang berharap puasanya diterima, jika ia meninggalkan ibadah yang pertama kali akan diperiksa di akhirat?
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga latihan ketakwaan. Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Salah satu bentuk ketakwaan terbesar adalah mendirikan salat, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur'an. Jika seseorang berpuasa tetapi tidak salat, maka ia kehilangan salah satu tujuan utama Ramadan, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Bagi yang selama ini masih meninggalkan salat tetapi tetap berpuasa, belum terlambat untuk memperbaiki diri. Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Inilah kesempatan terbaik untuk kembali kepada Allah.
Langkah yang bisa diambil:
Secara hukum fiqih, puasa seseorang tetap sah meskipun tidak salat, tetapi nilainya sangat berkurang dan bisa menjadi sia-sia jika dilakukan dengan kesengajaan. Bahkan, jika seseorang meninggalkan salat karena mengingkari kewajibannya, puasanya tidak sah dan ia keluar dari Islam.
Oleh karena itu, bagi yang masih berpuasa tetapi belum menegakkan salat, inilah saatnya untuk memperbaiki diri. Jangan sampai ibadah yang begitu berat kita jalankan selama Ramadan menjadi sia-sia hanya karena meninggalkan salat.
Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dan salat dengan sempurna di bulan Ramadan ini. Aamiin.