Pasukan penjaga perdamaian PBB di RD Kongo. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 26 January 2025 10:09
Goma: Sebanyak 13 tentara yang bertugas di pasukan penjaga perdamaian di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) tewas dalam bentrokan dengan pemberontak dari kelompok M23.
Militer Afrika Selatan mengatakan sembilan tentaranya tewas saat membantu memukul mundur pemberontak yang maju ke kota Goma di RD Kongo, sementara tiga warga Malawi dan seorang warga Uruguay juga tewas.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia telah berbicara dengan para pemimpin RD Kongo dan Rwanda di tengah seruan global agar kekerasan diakhiri.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menarik semua staf yang tidak penting dari Goma – kota berpenduduk lebih dari satu juta jiwa – karena pertempuran semakin intensif.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang bentrokan mematikan di RD Kongo, yang awalnya ditetapkan pada hari Senin, telah dipindahkan ke hari Minggu karena konflik yang meningkat.
Kelompok M23 telah meminta pasukan Kongo di Goma untuk menyerah guna menghindari pertumpahan darah. Memutus hubungan diplomatik dengan Rwanda, RD Kongo menuduh negara itu berada di balik pemberontakan.
Langkah tersebut dilakukan setelah pejuang M23 membunuh seorang gubernur militer Kongo yang sedang mengunjungi garis depan di hari Kamis. Sebelumnya pada Januari, mereka merebut kota-kota utama di Kongo timur, Minova dan Masisi.
Macron menyerukan diakhirinya pertempuran dalam panggilan terpisah dengan para pemimpin RD Kongo dan Rwanda pada hari Sabtu, kata kantornya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas mendesak M23 untuk menghentikan kemajuannya dan mengutuk dukungan Rwanda terhadap kelompok tersebut, kantor berita AFP melaporkan.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa negara telah mendesak warganya untuk meninggalkan Goma, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, dan AS.
Baca juga: Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Kongo Akan Ditarik Lebih Cepat