Jakarta: Vatikan telah mengonfirmasi sebanyak 133 kardinal telah tiba di Roma untuk melaksanakan konklaf atau pemilihan paus baru. Dari 133 kardinal tersebut, salah satunya berasal dari Indonesia yakni Ignatius Suharyo.
Konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, di Kapel Sistina, Vatikan. Konklaf ini diadakan menyusul wafatnya
Paus Fransiskus pada 21 April 2025 di usianya yang ke 88 tahun.
Saat para kardinal dari seluruh dunia berkumpul untuk memilih Paus baru dalam proses konklaf, Vatikan akan kembali menerapkan langkah pengamanan ketat, termasuk memutus seluruh sinyal telepon dan komunikasi elektronik di area Kapel Sistina.
Langkah ini diambil untuk menjaga kerahasiaan mutlak selama proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut. Seluruh sinyal telekomunikasi, termasuk sinyal ponsel, Wi-Fi, dan akses internet, akan diblokir menggunakan teknologi pengacak sinyal (signal jammer).
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni mengatakan pada hari Senin, para kardinal akan diminta untuk meninggalkan ponsel mereka di kediaman mereka di Vatikan dan tidak membawanya ke Kapel Sistina, tetapi ponsel tersebut tidak akan disita.
Bruni mengingatkan para kardinal bersumpah untuk mematuhi peraturan Vatikan yang mengatur konklaf, yang melarang pengungkapan informasi apapun tentang proses pemilihan dan melarang komunikasi dengan dunia luar hingga pemilihan selesai.
Namun, mereka memastikan pemutusan sinyal telepon tidak akan mencakup St Peter's Square yang akan menjadi tempat ribuan peziarah diperkirakan berkumpul untuk melihat paus baru.
Selain pemutusan sinyal, para kardinal yang mengikuti konklaf juga dilarang membawa perangkat elektronik apa pun, seperti ponsel, tablet, atau laptop. Semua bentuk komunikasi eksternal dihentikan sejak mereka memasuki Kapel Sistina hingga proses pemilihan selesai.
Langkah-langkah ini bukan hal baru. Dalam konklaf sebelumnya, kebijakan serupa sudah diberlakukan. Bahkan, pada tahun 2013 saat pemilihan Paus Fransiskus, pengamanan komunikasi sudah dilakukan secara ketat untuk menghindari kebocoran informasi.
Konklaf adalah salah satu proses pemilihan paling rahasia di dunia. Tidak hanya sinyal komunikasi yang dimatikan, tetapi juga seluruh area konklaf disterilkan dari kemungkinan pengawasan, termasuk penggunaan alat pendeteksi kamera tersembunyi dan mikrofon.
Proses ini mencerminkan keseriusan Gereja Katolik dalam menjaga independensi dan kekhusyukan pemilihan Paus, yang dianggap sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.