Presiden Senat Hun Sen (kiri) dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn peringati 26 tahun Kamboja bergabung. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 6 May 2025 01:09
Jakarta: Presiden Senat Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta Senin 5 Mei 2025. Hun Sen bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dan merayakan peringatan 26 tahun bergabungnya Kamboja ke ASEAN.
“Saya sangat bersyukur, berterima kasih kepada ASEAN. Kita tidak boleh lupa bahwa pembangunan Kamboja tidak akan berjalan tanpa kontribusi ASEAN. Bisa dibayangkan betapa besar peran Thailand dalam pemulangan pengungsi Kamboja, hampir 400.000 pengungsi Kamboja,” ujar Hun Sen di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.
“Mengapa? Karena mantan Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh yang saat itu menjabat Panglima Tertinggi Angkatan Darat Thailand, berunding di tanah Kamboja dan juga berkoordinasi dengan Jepang untuk melakukan pemulangan pengungsi Kamboja,” kata Hun Sen.
Hun Sen menambahkan, Saat itu Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas, memutuskan menjadikan Indonesia sebagai tempat Jakarta Informal Meeting 1 dan Meeting 2, untuk perundingan damai tentang masalah Kamboja di Jakarta. “Presiden Soeharto, meskipun tidak mengakui pemerintahan saya, memberikan kesempatan untuk berbincang dan berdialog dengan saya,” ungkap Hun Sen.
Di sini, Hun Sen ingin mengatakan bahwa ASEAN memiliki poin-poin yang kuat dan memiliki poin-poin yang beradab, karena mereka mendorong, mendorong semua faksi yang bertikai atau faksi-faksi yang berkonflik untuk datang ke meja perundingan. Jadi ini adalah fakta sejarah yang perlu semua ingat.
Kekuatan negosiasi tanpa peluru, berdasarkan multilateralisme dengan banyak pihak, mengingat dunia kita yang penuh gejolak, banyak juga terjadi. kita belum melihat atau mendengar dialog atau negosiasi multilateral internasional. Kita mungkin tidak mendengar atau melihat pertemuan beradab lainnya.
ASEAN tidak mengakui pemerintah Phnom Penh dan pada saat itu pemerintah Phnom Penh tidak mengakui partai Khmer Merah.
“Tetapi ASEAN mendorong pihak-pihak ini ke meja perundingan, jadi itu adalah cara negosiasi yang sangat beradab atau beradab. Kesopanan kita adalah bahwa ASEAN dapat mendorong pihak-pihak yang berkonflik ke meja perundingan, tetapi ketika kita berbicara tentang konflik Rusia dan Ukraina, kita tidak tahu di mana meja perundingan itu. Jika meja perundingan ada di sini, maka Rusia akan berada di pihak yang lebih unggul,” sebut Hun Sen.
Hun Sen menegaskan, saat itu negaranya fokus pada penyatuan. Itulah sebabnya Dirinya ingin memberi penghormatan kepada para pemimpin, para pemimpin ASEAN di masa lalu. Pelajaran sejarah ini masih relevan dan berharga untuk masa kini.
Meskipun ASEAN tidak menganggap pemerintah mana pun sah untuk perdamaian, keamanan, dan stabilitas secara keseluruhan, ASEAN akan terbuka untuk mendorong perundingan damai guna mewujudkan perundingan damai yang sangat berharga. Perdamaian di seluruh kawasan. ASEAN tidak akan kehilangan muka saat berhadapan dengan negara komunis.
“ASEAN tidak didasarkan pada ideologi. Rakyat ASEAN hidup dalam damai. Orang bisa mati karena ideologi,” tegas Hun Sen.
Kamboja dapat menilai bahwa ASEAN saat itu memiliki sudut pandang yang realistis saat mendorong pihak lain untuk berunding dengan pemerintah Phnom Penh. ASEAN menghormati kepemilikan dan penentuan nasib sendiri Kamboja dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Kamboja. ASEAN mengoordinasikan perundingan dan perundingan damai di antara semua pihak yang berkonflik.
Peran ASEAN diakui oleh semua pihak yang berkonflik di Kamboja. Ada dua pemerintahan Kamboja, tetapi ada empat partai atau faksi, tetapi semua pihak Kamboja yang berkonflik mengakui peran ASEAN.
Seperti memberikan kesaksian, Hun Sen mengakui dirinya adalah negosiator langsung. Dia pun memiliki banyak mitra negosiasi.
“Dan saya tidak pernah melihat campur tangan ASEAN dalam urusan internal kami dan perundingan damai kami di antara pihak-pihak Khmer. Ini adalah karakteristik khusus ASEAN, yang menuntut penghormatan terhadap kesopanan atau sikap atau perilaku beradab ASEAN. Pada tahun 1991, ASEAN adalah pemain utama yang membuka jalan bagi perundingan damai di antara semua pihak Kamboja yang berkonflik,” Hun Sen menambahkan.
Itu mengarah pada penyelenggaraan pemilihan umum pada tahun 1993. Kami memiliki hubungan diplomatik penuh sekali lagi. Saat itu, saya melihat perlunya Kamboja untuk bergabung dengan ASEAN.
Kamboja menjadi anggota ASEAN pada 30 April 1999. Tahun ini menandai ulang tahun ke-26 aksesi Kamboja ke ASEAN. Ini adalah tonggak diplomatik bersejarah bagi diplomasi Kamboja.
Itu adalah keputusan bersejarah dan penting Kamboja yang memiliki implikasi luas, tidak hanya untuk diplomasi dan ekonomi, tetapi juga untuk pemerintahan.