Menlu Sugiono dalam pertemuan ASEAN-Jepang Hari ini. Foto: Kemenlu RI
Fajar Nugraha • 10 July 2025 22:31
Kuala Lumpur: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menegaskan pentingnya menjadikan kemitraan ASEAN–Jepang sebagai motor penggerak inovasi dan inklusivitas di kawasan dalam pertemuan ASEAN–Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Kuala Lumpur, Malaysia 10 Juli 2025.
“Selama lebih dari lima dekade, ASEAN dan Jepang membangun kemitraan atas dasar saling percaya dan mengedepankan kerja sama konkret,” ujar Menlu mengawali pernyataannya, dikutip dari Kemlu go id.
“Di tengah dinamika global yang semakin kompleks saat ini, kemitraan ASEAN dan Jepang tidak hanya relevan, tapi harus semakin penting, menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik,” ujar Menlu Sugiono.
Karena itu, Indonesia menyambut baik rencana adopsi Joint Statement implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dalam KTT ASEAN–Jepang pada Oktober mendatang.
Pernyataan Bersama ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat kawasan yang terbuka, inklusif, dan berbasis hukum internasional. Menlu Sugiono menekankan bahwa implementasi AOIP perlu diwujudkan melalui kerja sama nyata agar kawasan tetap damai dan menjadi episentrum pertumbuhan berkelanjutan.
Menlu Sugiono juga mendorong agar inovasi menjadi ‘jantung’ kolaborasi ASEAN – Jepang ke depan.
“Jepang unggul dalam kecerdasan buatan, teknologi masa depan, dan energi bersih, sementara ASEAN memiliki potensi besar lewat ekonomi digital, populasi muda yang besar, dan basis manufaktur yang kuat. Kolaborasi keduanya akan sangat strategis,” kata Menlu Sugiono.
Dalam konteks ini, peran lembaga seperti ERIA dinilai penting untuk mendukung penguatan kerja sama yang konkret.
Menlu Sugiono juga menekankan optimalisasi implementasi ASEAN–Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), termasuk melalui perluasan sistem pembayaran QR lintas batas untuk memperkuat perdagangan dan integrasi keuangan kawasan.
Transisi energi turut menjadi perhatian. Menlu Sugiono menegaskan pentingnya akses teknologi rendah karbon yang luas dan merata, didukung skema pembiayaan yang inklusif. Menlu Sugiono juga menyambut baik peran Jepang melalui inisiatif seperti Asia Zero Emissions Community (AZEC).
Menutup pernyataannya, Menlu Sugiono menyoroti pentingnya penguatan interaksi antarmasyarakat melalui program pertukaran pemuda, pelatihan keterampilan, dan kerja sama pengembangan SDM.
“Persahabatan lintas generasi akan memperkokoh fondasi kemitraan ASEAN–Jepang ke depan,” ujar Menlu Sugiono.
Sebagai informasi, Jepang merupakan mitra dialog pertama ASEAN. Pada KTT ke-26 ASEAN–Jepang di Jakarta (2023), status hubungan kedua pihak resmi ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.