Ilustrasi bayi lahir. Medcom.id
Tuban: Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengklaim jumlah Bebas Stunting mengalami peningkatan dari sebelumnya 177 desa/kelurahan menjadi 197 desa (60 persen). Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, mengatakan jumlah itu dari total 328 desa/kelurahan di kabupaten setempat.
"Penurunan stunting perlu kolaborasi antar lintas sektor, mulai dari hulu hingga hilir. Pemkab Tuban terus mendorong intervensi spesifik dan sensitif secara terpadu," kata Joko di Gedung KORPRI, Tuban, Rabu, 11 Juni 2025.
Joko menyampaikan upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting merupakan program prioritas Pemkab Tuban yang harus ditangani secara holistik, integratif, dan berkelanjutan.
Dia menjelaskan jumlah desa Bebas Stunting mengalami peningkatan. Pada tahun 2024 desa Bebas Stunting sebanyak 177 desa/kelurahan menjadi 197 desa (60 persen) dari 328 desa/kelurahan pada Mei 2025.
Selain itu, desa dengan prevalensi stunting di bawah 14 persen mencapai 258 desa (78,7 persen). Angka tersebut berseiring dengan jumlah kecamatan dengan prevalensi dibawah 14 persen mencapai 17 kecamatan dari 20 kecamatan (85 persen).
"Kondisi tersebut akan terus didorong agar angka prevalensi stunting dapat ditekan seminimal mungkin," jelasnya.
Proses penilaian dilakukan secara daring oleh Pemprov Jatim, BKKBN, Perguruan Tinggi, dan Perwakilan UNICEF. Penilaian kinerja PPPS ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian dan efektivitas pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten/kota. Program ini juga sekaligus sebagai bentuk monitoring dan pembinaan oleh Pemprov Jawa Timur.