Harga Emas Datar, Ancaman Bearish Masih Membayangi

Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti

Harga Emas Datar, Ancaman Bearish Masih Membayangi

Eko Nordiansyah • 9 June 2025 11:37

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) memulai perdagangan awal pekan ini dengan kecenderungan datar, bertahan di kisaran USD3.310 selama sesi Asia pada Senin, 9 Juni 2025. Meski pekan lalu diakhiri dengan lonjakan lebih dari 1,30 persen, tekanan dari penguatan dolar AS dan ekspektasi stabilnya suku bunga The Fed menahan pergerakan emas untuk melanjutkan reli.

"Harga emas saat ini masih dalam bayang-bayang tren bearish setelah mengalami dua hari penurunan beruntun, imbas dari laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari ekspektasi," ujar Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha dalam keterangan tertulis.

Data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dirilis pada Jumat, 6 Juni 2025 mencatat penambahan 139 ribu lapangan kerja pada Mei, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 130 ribu. Meski angka ini sedikit lebih rendah dari revisi April yang mencapai 147 ribu, pasar tetap bereaksi positif terhadap ketangguhan pasar tenaga kerja AS. 

Sementara itu, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2 persen, dan pendapatan rata-rata per jam juga bertahan di 3,9 persen, keduanya di atas proyeksi analis. Reaksi langsung pasar adalah penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, yang keduanya memberi tekanan pada logam mulia.

Secara teknikal, Andy menjelaskan kombinasi candlestick dan indikator moving average masih menunjukkan dominasi tren bearish pada XAU/USD. Saat ini, harga berada di bawah rata-rata pergerakan penting dan gagal mencetak higher high dalam beberapa sesi terakhir. Jika tekanan jual berlanjut, XAU/USD berpotensi turun hingga ke area USD3.276. 

"Namun, skenario alternatif tetap terbuka jika harga mampu rebound dan menembus level resistance terdekat di sekitar USD3.319, maka peluang untuk menguji area yang lebih tinggi kembali muncul," ujar dia.
 

Baca juga: 

Dolar AS Stabil usai Reli Pekan Lalu



(Ilustrasi emas. Foto: Freepik)

Faktor fundamental yang patut dicermati 

Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan perundingan perdagangan dengan Tiongkok akan dilanjutkan di London minggu ini. Ketidakpastian dari arah kebijakan tarif AS bisa menjadi pemicu volatilitas pasar dan membuka kembali jalur safe haven bagi emas. Sejarah membuktikan bahwa ketegangan dagang AS-Tiongkok kerap mendorong permintaan terhadap aset aman seperti emas.

Selain itu, perseteruan politik di dalam negeri AS turut menjadi sorotan, terutama ketegangan yang terjadi antara Presiden Trump dan CEO Tesla, Elon Musk, menyusul persetujuan peningkatan batas utang oleh DPR AS. Ketidakpastian fiskal ini dapat menciptakan sentimen hati-hati di pasar ekuitas dan mendorong investor mengalihkan sebagian dana ke instrumen lindung nilai seperti emas.

Namun, dari sisi makroekonomi, investor mulai menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap arah kebijakan moneter The Fed. Pasca rilis NFP yang solid, peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat semakin menipis. 

"Kontrak berjangka Federal Funds kini menunjukkan probabilitas tinggi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan stabil dalam dua pertemuan kebijakan berikutnya. Imbasnya, dolar AS semakin kuat dan menjadi penahan utama bagi penguatan harga emas," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)