Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika bersama istri mengunjungi keluarga almarhumah Mei Mudiyanti, 32, warga penderita kanker sarkoma di Dusun Tanjung Sari, Pringsewu
Whisnu Mardiansyah • 9 November 2025 18:31
Jakarta: Irjen Helmy Santika bersama istri mengunjungi keluarga almarhumah Mei Mudiyanti, 32, warga penderita kanker sarkoma di Dusun Tanjung Sari, Pringsewu. Kunjungan ini bersama relawan dari Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung.
“Bagi beliau, tugas polisi bukan hanya soal penegakan hukum, tapi juga soal kemanusiaan,” ungkap Zulkifli, relawan sosial dari Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung, Sabtu, 8 November 2025.
Zulkifli menuturkan, komunitasnya telah lama mengenal Helmy sebagai figur yang responsif terhadap penderitaan masyarakat kecil. “Setiap kali kami melapor soal pasien yang butuh bantuan, beliau atau Ibu Lurie selalu cepat merespons. Bahkan kadang turun langsung ke lokasi,” ujarnya.
Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung berdiri sejak 2018 dan aktif membantu pasien tidak mampu secara swadaya. Mereka mengandalkan donasi pribadi, relawan, hingga dukungan spontan masyarakat.
“Pak Helmy dan Ibu Lurie sudah beberapa kali membantu kami, baik biaya pengobatan maupun kunjungan ke rumah pasien. Itu membuat kami merasa benar-benar dihargai,” tambah Zulkifli.
Komunitas ini dipimpin M Arif Sanjaya, aktivis sosial asal Pringsewu yang mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan kemanusiaan tanpa imbalan. “Komunitas ini saya bentuk sejak tahun 2018, tepat satu minggu setelah ibu saya meninggal karena tumor. Itu janji pribadi saya kepada beliau untuk terus membantu orang-orang yang sedang berjuang melawan sakit,” ujar M. Arif Sanjaya, Relawan Sosial Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung, Sabtu, 8 November 2025.
Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung aktif memberikan edukasi kesehatan, mengantar pasien ke rumah sakit, hingga mendampingi mereka selama perawatan. “Kami pernah dampingi 14 pasien kanker payudara. Hanya dua yang berhasil bertahan hidup, sisanya meninggal di tengah perawatan. Tapi bagi kami, bisa mendampingi mereka sampai akhir adalah bentuk penghormatan dan ibadah,” ungkap Arif.

Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, meluncurkan program penyaluran beras SPHP. Dokumentasi/ istimewa
Melalui kiprahnya, Irjen Helmy Santika membuktikan bahwa penegakan hukum dan kepedulian sosial dapat berjalan beriringan. Ia tidak hanya menjadi teladan sebagai penyidik profesional, tetapi juga sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Di balik sederetan pengungkapan kasus kriminal besar di Indonesia, nama Irjen Helmy Santika dikenal luas sebagai salah satu penyidik terbaik Korps Bhayangkara. Pengalaman lebih dari tiga dekade di bidang reserse membentuknya menjadi perwira dengan rekam jejak gemilang dalam penegakan hukum.
Lahir di Jakarta pada 20 Desember 1971, Helmy memulai karier kepolisian setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1993. Sepanjang kariernya, ia menduduki berbagai posisi strategis, mulai dari Wakapolsek Setiabudi, Kapolsek Kota Denpasar, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, hingga Kasubdit Resmob dan Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya.
Kemampuannya dalam investigasi semakin terasah saat memimpin Polresta Barelang, daerah yang menjadi jalur penyelundupan antara Indonesia dan Singapura. Di sana, ia berhasil mengungkap sejumlah kasus perdagangan manusia dan penyelundupan narkoba lintas negara.
Kinerjanya yang cemerlang berlanjut saat dipercaya menjabat Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, tempat ia membongkar jaringan narkotika internasional. Pada 2019, Helmy diangkat sebagai Wadirtipideksus Bareskrim Polri, lalu setahun kemudian menjadi Dirtipideksus yang menangani berbagai kasus kejahatan ekonomi.
Rekam jejaknya mencakup pengungkapan kasus-kasus besar seperti pembunuhan berantai Ryan Jombang (2008), pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen (2009), korupsi Gayus Tambunan, penculikan WN Malaysia Ling Ling di Kepri, hingga penangkapan John Kei pada 2012.
Sebagai penyidik ulung, Helmy dikenal tegas namun tetap menjunjung tinggi etika profesi. Saat menjabat Kapolda Lampung, ia menunjukkan kepemimpinan kuat dengan mengungkap jaringan narkoba Fredy Pratama, sindikat terbesar di Indonesia.