Perdagangan RI-Uni Eropa Diprediksi Melejit Rp999 Triliun Berkat IEU–CEPA

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. MI/Insi Nantika Jelita.

Perdagangan RI-Uni Eropa Diprediksi Melejit Rp999 Triliun Berkat IEU–CEPA

Insi Nantika Jelita • 24 September 2025 13:03

Bali: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan, melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU–CEPA), perdagangan bilateral dapat tumbuh hingga USD60 miliar atau sekitar Rp999,18 triliun (kurs Rp16.653) dalam beberapa tahun ke depan.

Indonesia dan Uni Eropa telah berkomitmen menghapus tarif pada lebih dari 98 persen jenis tarif dan 99 persen dari total nilai impor. Setelah implementasi, produk Indonesia akan langsung menikmati tarif nol persen di 90,40 persen pasar Uni Eropa, dengan pengurangan tarif lebih lanjut yang akan berlaku secara bertahap.

"Kami memproyeksikan perdagangan kedua pihak bisa tumbuh hingga USD60 miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya dalam Indonesia–European Union Business Outlook di Sofitel Nusa Dua, Badung, Bali, dikutip Rabu, 24 September 2025.

Selain itu, pihaknya memproyeksikan sebagian besar ekspor Indonesia ke Uni Eropa meningkat lebih dari 50 persen dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

Liberalisasi perjanjian ini dianggap amat komprehensif. Indonesia akan memangkas tarif pada 97,75 persen produk yang mencakup 98 persen impor dari Uni Eropa, sedangkan Uni Eropa akan menghapus tarif pada 98,61 persen produk yang mencakup 100 persen ekspor Indonesia saat ini. Dengan demikian, kedua pihak memperoleh akses pasar yang luas dan bebas tarif.

Baca Juga :

IEU-CEPA Buka Akses Pasar, Dampaknya ke Ekonomi RI Kecil

(Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA). Foto: Dok istimewa)

Ekspor diprediksi meningkat

Shinta menyebut dampak liberalisasi ini diperkirakan signifikan. Volume ekspor Indonesia akan meningkat dalam waktu singkat. Produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan naik 0,9 persen, dengan keuntungan kesejahteraan lebih dari USD824 juta.

"Aliran investasi langsung asing juga diperkirakan meningkat, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap prospek jangka panjang Indonesia," tutur dia.

Investasi diperkirakan mengalir ke sektor kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, TIK, farmasi, dan industri hilir. Bagi rumah tangga, hal ini berarti lebih banyak pilihan, harga lebih kompetitif, dan produk berkualitas tinggi.

Shinta menambahkan, bagi Indonesia, sektor seperti minyak sawit, tekstil, barang konsumsi, dan perikanan akan mendapat peluang yang lebih luas di Eropa. Bagi Uni Eropa, perjanjian ini membuka akses ke pasar Indonesia yang berpenduduk 280 juta serta peluang di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa.

Namun, keberhasilan perjanjian ini tidak lepas dari tantangan. Regulasi Deforestasi Uni Eropa memengaruhi ekspor utama seperti minyak sawit, perikanan, dan produk kehutanan, padahal 97,5 persen dari 2,5 juta petani kecil Indonesia belum memiliki dokumen yang diperlukan.

"Selain itu, survei Apindo 2023 menunjukkan 79 persen bisnis Indonesia belum memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA)," imbuhnya.

Apindo berpandangan IEU-CEPA dapat menjadi inklusif hanya jika disertai persiapan matang. Keberhasilan perjanjian bergantung pada implementasi melalui kebijakan turunan, tindak lanjut, kesiapan bisnis, dan sistem dukungan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)