Ilustrasi ekspor impor. Foto: Dok MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 7 March 2025 10:56
Jakarta: Perang dagang yang telah dimulai oleh Amerika Serikat dapat memicu sejumlah risiko bagi Indonesia. Salah satunya ialah rambatan dari kenaikan tingkat inflasi global yang berimbas ke sektor dagang Indonesia.
“Memang yang terkait dengan apabila perang dagang diikuti retaliasi tentunya ada tendensi harga, inflasi global akan cenderung meningkat,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juli Budi Winantya dalam taklimat media di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025.
Hal itu, lanjutnya, juga akan berdampak pada pergeseran negara tujuan ekspor dari negara-negara yang terkena kebijakan tarif tinggi dari AS. Barang-barang dari Tiongkok, misalnya, berpotensi membanjiri pasar Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah.
Di saat yang sama, aktivitas ekspor Indonesia juga bisa terhambat karena dampak bawaan dari tarif tinggi yang ditetapkan oleh AS yang diikuti dengan retaliasi dari negara-negara yang terlibat perang dagang dengan Negeri Paman Sam.
“Jadi memang ada dua sisi, satu sisi memang bisa meningkatkan inflasi, bisa juga risiko bahwa ekspor kita akan melambat,” ujar Juli.
Baca juga:
Saham AS Anjlok di Tengah Ketidakpastian Perdagangan |