Industri Asuransi Percepat Pengentasan Stunting

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Industri Asuransi Percepat Pengentasan Stunting

Ade Hapsari Lestarini • 7 March 2025 14:53

Jakarta: Data Dashboard Status Gizi 2024 melaporkan sebanyak 27 persen anak-anak di Marunda, Jakarta Utara, berada dalam kondisi darurat stunting.

Stunting yang tinggi di daerah ini mengancam masa depan mereka dan membatasi kesempatan mereka untuk berkembang dengan baik. Keterbatasan kondisi sosial, ekonomi, dan pengetahuan di Marunda menjadi tantangan besar yang harus kita atasi bersama agar anak-anak di sana dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berdasarkan kondisi tersebut, PT Asuransi BRI Life (BRI Life) bersinergi dengan Rumah Zakat meluncurkan program Desa Bebas Stunting di Desa Berdaya Marunda, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Si Pitung, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan ini dimulai Kamis, 27 Februari 2025 dan akan dilaksanakan selama tiga bulan ke depan.

Menanggapi pelaksanaan program stunting di Desa Marunda ini, Corporate Secretary BRI Life Ade Nasution secara terpisah menjelaskan, kerja sama yang dilakukan BRI Life dan Rumah Zakat bertujuan agar program Desa Bebas Stunting yang akan dijalankan selama tiga bulan ini dapat berdampak pada perkembangan anak-anak peserta program.


 

Baca juga: Pemerintah Intervensi Penanganan Stunting Lewat Program Genting
 

Manfaat program desa bebas stunting


"BRI Life dan Rumah Zakat akan melakukan pendampingan secara intensif kepada penerima manfaat program desa bebas stunting di Desa Berdaya Marunda, hal ini dilakukan agar balita yang menjadi sasaran program dapat segera keluar dari garis merah stunting. Salah satunya dengan meningkatkan frekuensi pemberian bantuan makan bergizi kepada balita sasaran," kata Ade dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Maret 2025.

Adapun inisiatif yang dilakukan pada kegiatan stunting ini dimulai dari pencatatan, penimbangan, dan pengukuran tinggi badan serta lingkar kepala balita peserta program. Selanjutnya akan dilakukan intervensi dan monitoring program selama tiga bulan kepada balita yang terindikasi stunting dengan memberi makan bergizi.

Bantuan makanan diberikan dalam bentuk makan siap santap untuk makan siang dengan menu yang divariasikan setiap harinya. Dalam pelaksanaan program ini, Rumah Zakat dibantu oleh tim kader bebas stunting yang terdiri dari kader posyandu untuk membantu memonitor orang tua dalam pemberian makanan kepada anaknya. Salah satu orang tua peserta program bernama Bagja, mengatakan sangat senang dengan program ini.

"Upaya penanganan stunting perlu dilakukan dengan kolaborasi bersama pemangku kepentingan di antaranya pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media sehingga diharapkan dengan adanya kolaborasi ini dapat mempercepat untuk mencapai target yang sudah ditetapkan pemerintah," ujar Ade.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)