Ojol Berencana Mogok dan Demo Besar-besaran Lagi pada 21 Juli, Ini 5 Tuntutannya

Demo ojol ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.

Ojol Berencana Mogok dan Demo Besar-besaran Lagi pada 21 Juli, Ini 5 Tuntutannya

Christian • 22 June 2025 12:01

Jakarta: Pengemudi ojek online (Ojol) berencana kembali demo besar-besaran pada 21 Juli 2025. Setidaknya ada lima tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah.

Ojol yang ikut demo disebut tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia. Aksi turun ke jalan ini diklaim bakal pula diikuti asosiasi ojol se-Jabodetabek.

"Kami targetkan akan dihadiri oleh 50 ribu ojol yang akan datang ke Jakarta secara bergelombang," kata Kadiv Humas Garda Indonesia, Yudha Al Janata, Minggu, 22 Juni 2025.

Ia mengatakan aksi unjuk rasa bakal terpusat di depan Istana Negara Jakarta. Para pengemudi juga akan off bid massal selama aksi berlangsung.

Berikut ini 5 tuntutan ojol:

  1. Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) tentang transportasi online
  2. Potongan biaya aplikasi 10 persen
  3. Ojol meminta diskresi tarif pemesanan makanan dan pengantaran barang. 
  4. Ojol meminta dilakukan audit investigatif potongan 5 persen dari pendapatan pengemudi yang diambil sepihak oleh aplikator tanpa adanya transparansi.
  5. Pemerintah diminta menetapkan agar perusahaan aplikator menghapus program-program promo dan pengkotak-kotakan pengemudi seperti aceng, slot, hub, member, hemat dan lain-lain
konferensi pers garda ojol Konferensi pers Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia. Foto: Metrotvnews.com/Christian

Yudha menyebut aksi ini merupakan tindak lanjut dari demo ojol pada 20 Mei 2025. Ia menilai aksi sebulan lalu tidak kunjung mendapat tanggapan resmi dari Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
 
Baca juga: Koalisi Ojol Pertahankan Status Sebagai Mitra

Menurut dia, sat para pengemudi online gabungan berjuang menuntut hak serta keadilan, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) malah bertemu dengan para pengusaha aplikator di sebuah restoran mewah di Jakarta. Yudha menilai Kemenhub mengabaikan tuntutan ribuan pengemudi ojol pada Aksi 205.

"Hal ini merupakan suatu bentuk pelecehan dari penyelenggara negara terhadap rakyatnya yang sedang tertindas oleh kepentingan bisnis perusahaan-perusahaan aplikator, saat pelaksanaan aksi pun Menteri Perhubungan tidak menerima perwakilan peserta aksi saat 20 Mei 2025," tegasnya.

Yudha berharap Presiden Prabowo Subianto dapat membuktikan kepada pengemudi ojol dan taksi online jika pemerintahannya berpihak kepada rakyat kecil. Bukan malah mendukung pengusaha aplikator nakal.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan aksi demo besar-besaran akan terus berlanjut hingga seluruh tuntutan dipenuhi. 

"Kita berharap Presiden Prabowo pro kepada rakyat tidak pro terhadap kepentingan aplikator," kata Igun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)