Inggris untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam ASEAN Senior Officials Meeting terkait kejahatan transnasional di Kuala Lumpur, Malaysua, 25 Juni 2025. (Kedutaan Besar Inggris)
Willy Haryono • 28 June 2025 12:30
Kuala Lumpur: Inggris untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam Konsultasi Terbuka Pertemuan Pejabat Senior ASEAN untuk Kejahatan Transnasional (SOMTC) pada 25 Juni 2025, menandai babak baru dalam kemitraan strategis London dan Asia Tenggara dalam bidang keamanan dan penegakan hukum lintas negara.
Dalam pertemuan ini, Inggris bersama Vietnam mempresentasikan proposal bersama terkait langkah regional ke depan dalam menangani dua isu krusial: perdagangan manusia dan pusat-pusat penipuan daring (scam centres). Usulan ini disambut hangat oleh negara-negara anggota ASEAN.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu, 28 Juni 2025, keterlibatan Inggris ini memperkuat kerja sama yang telah terjalin sebelumnya, termasuk kemitraan formal Badan Kejahatan Nasional Inggris (National Crime Agency/NCA) dengan ASEANAPOL, serta dukungan Inggris dalam pembentukan Kelompok Kerja ASEAN untuk Anti-Pencucian Uang—bekerja sama dengan Malaysia dan UNODC.
“Sebagai Koordinator Hubungan Dialog ASEAN-Inggris untuk periode 2024–2027, Vietnam menyambut langkah maju ini sebagai bagian dari komitmen bersama untuk perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar pernyataan resmi SOMTC Vietnam.
“Proposal bersama ini mencerminkan tekad kita untuk memperkuat kerja sama yang konkret dan berorientasi ke depan," lanjutnya.
Malaysia, yang tahun ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, juga menyatakan dukungan serupa. “Kehadiran perdana Inggris dalam forum SOMTC menunjukkan komitmen bersama untuk menghadapi ancaman kejahatan transnasional yang terus berkembang,” kata perwakilan Malaysia.
Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Sarah Tiffin, menyatakan bahwa kejahatan lintas negara tidak mengenal batas negara, sehingga kolaborasi internasional menjadi mutlak. “Inggris bangga dapat berdiri bersama ASEAN dalam menghadapi ancaman serius seperti perdagangan manusia, penipuan daring, dan pencucian uang,” ujarnya.
Lebih jauh, Inggris juga menyatakan komitmennya untuk mendukung dua agenda global penting dalam waktu dekat: UNODC-INTERPOL Global Fraud Summit pada Maret 2026, serta Illicit Finance Summit yang akan diselenggarakan oleh Inggris. Kedua forum ini diharapkan memperkuat standar global dan memperluas kerja sama antara pemerintah, aparat hukum, dan sektor swasta.
Baca juga: Misi Inggris untuk ASEAN Luncurkan Studi Penguatan Pengusaha Perempuan dan Regulasi UMKM