Gen Z Pimpin Gelombang Baru Talenta AI Indonesia

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Gen Z Pimpin Gelombang Baru Talenta AI Indonesia

Ade Hapsari Lestarini • 27 November 2025 16:08

Jakarta: Generasi Z alias Gen Z menjadi pemimpin gelombang baru talenta artificial intelligence (AI) di Indonesia, bukan lagi dipegang mereka yang sudah bertahun-tahun ada di industri.

Fenomena tersebut muncul dalam kompetisi kecerdasan buatan berskala nasional yang digelar Red Asia Group bersama Amazon Web Services (AWS), RedAI Triathlon 2025. Dalam ajang ini, puluhan peserta berpengalaman, termasuk founder, CEO, tech lead, hingga senior engineer turut serta. Bahkan,, dua dari tiga pemenang justru berasal dari kalangan engineer junior dan mahasiswa tingkat akhir.
 

Berdasarkan analisis data peserta:

  1. Sebagian besar pendaftar berasal dari kelompok early career, termasuk intern, mahasiswa, dan engineer 1-3 tahun pengalaman.
  2. Dalam babak final, talenta muda mampu mengungguli peserta yang jauh lebih senior, termasuk profesional dengan pengalaman produksi AI skala besar hingga pemimpin teknologi.
  3. Kompetisi empat jam yang mencakup debugging, penambahan fitur, dan pembangunan prototipe AI akhir justru menunjukkan kelincahan, adaptabilitas, dan kecepatan belajar Gen Z sebagai keunggulan utama.
 
Fenomena ini mempertegas AI adalah bidang yang lebih ditentukan oleh pola pikir eksploratif dan kemampuan belajar cepat, bukan semata-mata senioritas.

"Kompetisi ini menjadi wake-up call, AI adalah ruang permainan baru, keberanian bereksperimen dapat bersaing dengan lamanya pengalaman," ujar Managing Partner, Red Asia Group, Damon Hakim, dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 November 2025.

CEO Insignia AI Richard Ho menambahkan, masa depan AI Indonesia sedang dibentuk oleh para builder muda yang berani menguji batas kemampuannya. RedAI Triathlon membuktikan talenta terbaik negeri ini telah siap menjadi penggerak inovasi di level global.


Ilustrasi. Foto: Freepik

Pergeseran baru di dunia talenta AI Indonesia


Lonjakan talenta AI dari generasi muda membuka beberapa implikasi bagi industri teknologi Indonesia:
  • AI tidak lagi elitis. Keahlian AI kini dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, intern, dan engineer pemula melalui komunitas, kompetisi, dan platform pembelajaran.
  • Learning agility mengalahkan senioritas. Format triathlon yang menuntut kreativitas cepat dan eksekusi end-to-end ternyata lebih selaras dengan gaya kerja Gen Z.
  • Sistem rekrutmen perlu berubah. Hasil kompetisi ini menunjukkan kompetisi langsung mengungkap kemampuan riil jauh lebih akurat dibanding CV.

Melalui unit bisnis Insignia (AI consultancy), Salt (technology development), dan Redcomm (marketing transformation), Red Asia Group berkomitmen mengembangkan ekosistem AI nasional yang kuat dan berkelanjutan.

"Kami melihat gelombang talenta engineers baru yang tidak hanya cepat, tetapi juga berani berpikir beda. Hanya dengan mindset seperti ini, Indonesia bisa melompat lebih jauh dalam AI," tutur Damon.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Ade Hapsari Lestarini)