Bentrokan Berlanjut, Thailand Tegaskan Kamboja Harus Mulai Gencatan Senjata

Prajurit Thailand terlibat pertempuran sengit dengan Kamboja. (Anadolu Agency)

Bentrokan Berlanjut, Thailand Tegaskan Kamboja Harus Mulai Gencatan Senjata

Willy Haryono • 17 December 2025 12:51

Bangkok: Pemerintah Thailand menyatakan bahwa Kamboja harus menjadi pihak pertama yang mengumumkan gencatan senjata guna menghentikan pertempuran yang kembali memanas di perbatasan kedua negara. Pernyataan ini disampaikan setelah lebih dari sepekan bentrokan mematikan yang melibatkan pasukan kedua belah pihak.

Dikutip dari Malay Mail, Rabu, 17 Desember 2025, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Maratee Nalita Andamo, mengatakan kepada wartawan di Bangkok bahwa sebagai pihak yang dituduh melakukan agresi ke wilayah Thailand, Kamboja harus lebih dahulu menyatakan gencatan senjata. Ia juga menegaskan perlunya kerja sama yang tulus dari Phnom Penh dalam upaya pembersihan ranjau darat di kawasan perbatasan.

Menurut keterangan pejabat, bentrokan terbaru antara dua negara Asia Tenggara tersebut telah menewaskan sedikitnya 32 orang, termasuk tentara dan warga sipil, serta memaksa sekitar 800.000 orang mengungsi. Kedua pihak saling menyalahkan sebagai pemicu konflik, dengan masing-masing mengklaim bertindak untuk membela diri dan menuduh pihak lawan menyerang warga sipil. Hingga kini, Kamboja belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Thailand.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sebelumnya sempat mengintervensi konflik perbatasan ini awal tahun, pekan lalu mengklaim bahwa Thailand dan Kamboja telah menyepakati gencatan senjata yang mulai berlaku pada Sabtu malam. Perdana Menteri Kamboja Hun Manet sebelumnya juga menyatakan dukungan terhadap inisiatif gencatan senjata yang diusulkan Malaysia selaku ketua ASEAN, dengan partisipasi Washington.

Namun, Bangkok membantah klaim tersebut dan menyatakan pertempuran terus berlangsung setiap hari sejak 7 Desember. Bentrokan bahkan meluas ke tujuh provinsi di masing-masing sisi perbatasan, menandai eskalasi signifikan dalam konflik tersebut.

Senin lalu, Kamboja, yang memiliki kekuatan militer dan anggaran pertahanan lebih kecil dibanding Thailand, menuduh pasukan Thailand memperluas serangan jauh ke dalam wilayahnya. Phnom Penh menuding Thailand membombardir Provinsi Siem Reap, rumah bagi kompleks Candi Angkor yang berusia ratusan tahun dan menjadi destinasi wisata utama Kamboja, untuk pertama kalinya dalam konflik terbaru ini.

Pertemuan ASEAN

Menurut para pejabat, pertempuran yang melibatkan artileri, tank, dan jet tempur Thailand telah menewaskan 16 tentara Thailand, satu warga sipil Thailand, serta 15 warga sipil Kamboja. Hingga kini, Phnom Penh belum melaporkan adanya korban dari pihak militernya dalam putaran pertempuran terbaru.

Konflik Thailand–Kamboja berakar pada sengketa teritorial lama terkait demarkasi perbatasan sepanjang sekitar 800 kilometer yang ditetapkan pada era kolonial, serta klaim atas sejumlah reruntuhan kuil kuno yang terletak di kawasan perbatasan.

Sebelumnya, lima hari pertempuran pada Juli lalu menewaskan puluhan orang sebelum gencatan senjata dimediasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. Namun, kesepakatan tersebut dilanggar dalam hitungan bulan. Pada Oktober, Trump mendukung deklarasi bersama lanjutan antara Thailand dan Kamboja di Kuala Lumpur, yang juga diiringi pembahasan kesepakatan perdagangan baru.

Thailand kemudian menangguhkan perjanjian itu pada bulan berikutnya setelah sejumlah tentaranya terluka akibat ledakan ranjau darat saat patroli perbatasan. Bangkok menuduh Kamboja memasang ranjau baru, tuduhan yang dibantah oleh Phnom Penh.

Sementara itu, para Menteri Luar Negeri ASEAN dijadwalkan menggelar pertemuan darurat pada 22 Desember di Malaysia guna mencari solusi diplomatik atas konflik tersebut.

Thailand juga melaporkan bahwa sekitar 5.000 hingga 6.000 warga negaranya masih terdampar di kota perbatasan Kamboja, Poipet, setelah Phnom Penh menutup penyeberangan darat pada Sabtu lalu. Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyatakan penutupan perbatasan dilakukan untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil di tengah pertempuran yang masih berlangsung, seraya menambahkan bahwa jalur udara tetap dibuka bagi warga yang ingin bepergian. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Ribuan Sekolah Ditutup saat Bentrokan Thailand-Kamboja Berlanjut

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)