Presiden AS Joe Biden. (EPA)
Willy Haryono • 22 July 2024 10:20
Washington: Para pemimpin dari seluruh dunia bereaksi terhadap pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi tahun ini. Biden mendukung penuh Wakil Presiden Kamala Harris untuk menjadi calon presiden Partai Demokrat dan melawan Donald Trump di pemilu AS 2024.
Sebagian besar sekutu AS memberikan penghormatan atas kerja keras Biden selama beberapa dekade terakhir di pemerintahan. Mereka membahas kinerja Biden sebagai mitra dalam keamanan internasional, tanpa membahas perdebatan politik yang masih berlangsung di AS.
Kampanye pemilu AS berlangsung di tengah beberapa konflik besar, seperti di Ukraina dan di Jalur Gaza, serta ketegangan yang meningkat antar beberapa negara dengan Tiongkok.
Beberapa sekutu AS di Eropa merasa gelisah tentang Rusia dan potensi diberlakukannya kebijakan America First di bawah Donald Trump yang dapat membuat Washington berpaling dari Benua Biru.
:Yang terhormat Presiden @JoeBiden,” tulis perdana menteri Polandia Donald Tusk di media sosial X, "Anda telah mengambil banyak keputusan sulit yang membuat Polandia, Amerika, dan dunia menjadi lebih aman, dan demokrasi menjadi lebih kuat. Saya tahu Anda didorong oleh motivasi yang sama ketika mengumumkan keputusan akhir Anda. Mungkin yang tersulit dalam hidup Anda."
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa ia “menghormati” keputusan Biden dan menyebut kariernya "luar biasa."
"Saya menghormati keputusan Presiden Biden dan saya berharap kita bekerja sama selama sisa masa jabatannya sebagai presiden," kata Starmer dalam sebuah pernyataan.
"Saya tahu bahwa, seperti yang telah dilakukan sepanjang kariernya yang luar biasa, ia akan membuat keputusan berdasarkan apa yang ia yakini sebagai yang terbaik bagi rakyat Amerika," sambungnya, seperti dilansir dari Guardian, Senin, 22 Juli 2024.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menulis di X: "Teman saya @POTUS Joe Biden telah mencapai banyak hal: untuk negaranya, untuk Eropa, untuk dunia. Berkat dia, kerja sama transatlantik semakin erat, NATO kuat, dan AS adalah mitra yang baik dan dapat diandalkan bagi kita. Keputusannya untuk tidak mencalonkan diri lagi patut dihormati."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Biden pada KTT NATO pekan lalu, mengatakan bahwa Ukraina "berterima kasih kepada Presiden Biden atas dukungannya yang tak tergoyahkan untuk perjuangan Ukraina demi kebebasan, yang bersama dengan dukungan bipartisan yang kuat di Amerika Serikat, telah dan terus menjadi hal yang penting."
Sementara Benjamin Netanyahu, yang diperkirakan akan berada di Washington pekan ini, memiliki hubungan yang semakin tegang dengan Biden. Sementara beberapa pejabat Israel terkemuka lainnya menulis hal-hal positif tentang keputusan terbaru Biden.
Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett menyebut Biden sebagai "sahabat sejati" Israel. Menteri pertahanan Israel Yoav Gallant juga berterima kasih kepada Biden atas "dukungannya yang tak tergoyahkan kepada Israel selama bertahun-tahun. Dukungan Anda yang teguh, terutama selama perang, sangat berharga. Kami berterima kasih atas kepemimpinan dan persahabatan Anda."
"Presiden Biden adalah sahabat sejati Israel yang berdiri di samping kita di saat-saat tersulit kita," tulis Gallant di X. "Selama masa jabatan saya sebagai perdana menteri, saya menyaksikan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Negara Israel. Terima kasih atas segalanya," lanjutnya.
Para musuh AS mengkritik catatan Biden dan menuduhnya berada di balik meningkatnya ketegangan di seluruh dunia.
"Biden telah menimbulkan masalah di seluruh dunia dan di negaranya sendiri, Amerika Serikat. Karena ia melihat bahwa ia tidak akan terpilih, ia menarik diri tanpa menunggu pemilihan," kata pemimpin negara bagian Duma di Rusia, Vyacheslav Volodin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, kepada wartawan pada hari Minggu.
Biden "harus bertanggung jawab atas perang yang terjadi di Ukraina, atas penghancuran ekonomi negara-negara Eropa, dan atas kebijakan sanksi terhadap Rusia dan negara-negara lain," tegas Volodin.
"Masalahnya itu sebenarnya bukan Biden," kata wakil ketua Dewan Federasi Rusia Konstantin Kosyachov. "Orang Amerika terbagi dalam posisi mereka yang mendukung atau menentang Trump. Saya percaya bahwa, siapa pun yang memimpin kampanye Demokrat setelah mundurnya Biden, perpecahan itu akan tetap ada. Dan semuanya akan bergantung pada bagaimana Partai Republik sekarang akan mengatur dan menyelesaikan kampanye ini."
Sementara beberapa tokoh yang memberikan pujian kepada Biden berupaya berhati-hati untuk menjaga netralitas mereka.
"Tidak diragukan lagi ini adalah keputusan seorang negarawan yang telah mengabdi pada negaranya selama puluhan tahun," tulis Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala.
"Ini adalah langkah bertanggung jawab dan sulit secara pribadi. Saya berharap AS akan menghasilkan presiden yang baik dari persaingan demokratis antara dua kandidat yang kuat dan setara," pungkasnya.
Baca juga: Puji Keputusan Mundur Biden, Obama: Patriot dengan Derajat Tertinggi