Gunung Merapi. Dok. Istimewa
Media Indonesia • 4 October 2024 20:14
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merilis selama sepekan dari Jumat, 27 September hingga Kamis, 3 Oktober, secara umum cuaca di sekitar Gunung Merapi, cerah pada pagi hari dan malam, sedangkan siang hingga sore berkabut.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa mengatakan asap kawah terlihat paling tinggi 150 meter dari puncak yang teramati di Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah dengan ketebatal asap hingga sedang, bertekanan lemah.
"Ketinggian asap yang mencapai 150 meter dari puncak itu teramati terjadi pada Rabu (25/9) pukul 05.30 WIB," kata Agus, Jumat, 4 Oktober 2024.
Menurut Agus selama tujuh hari pengamatan terjadi 5 kali awan panas guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter. Guguran lava teramati sebanyak 204 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter dan suara guguran terdengar 4 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Menurut dia morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava dan awan panas guguran. Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik.
Kegempaan di puncak Gunung Merapi, ujarnya seanyak 968 kali yang didominasi oleh gempa guguran atau RF (rock fall) sebanyak 943 kali. Sedangkan gempa awan panas guguran sebanyak 6 kali, 9 kali, gempa fase banyak (MP) 9 kali, gempa tektonik (TT) sebanyak8 kali.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu yang mencapai 967 kali," jelasnya.