Ilustrasi. Foto: Freepik
Jakarta: Pemerintah meyakini inflasi Indonesia tahun akan tetap terkendali dan terjaga. Paling tinggi, angka inflasi ditaksir mencapai 2,8 persen.
Adapun target pemerintah terkait angka inflasi berada di kisaran 2,5-3,5 persen di tahun ini.
"Kita yakin masih akan terkendali inflasi. Umumnya sepanjang tahun perkiraan kita sekarang di angka 2,8 persen paling tinggi," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dilansir Media Indonesia, Jumat, 1 Maret 2024.
Menurutnya, volatile food saat ini berasal dari beras dan beberapa macam bahan pokok pangan lainnya. Jika pasokannya terpenuhi maka volatile food turun.
"Dengan pasokan terpenuhi dan harga turun, kita yakin inflasi volatile food bulan ini juga akan turun," ujar dia.
Prakiraan inflasi tertinggi di angka 2,8 persen, lanjutnya, telah memasukkan keadaan saat ini yang banyak dipicu oleh kenaikan harga-harga pangan atau komponen harga bergejolak.
Inflasi gegara kenaikan harga beras
Susiwijono mengatakan kenaikan inflasi harga bergejolak banyak disebabkan oleh kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir dampak El Nino.
Namun karena panen raya diperkirakan terjadi pada Maret dan April 2024, Susi, sapaan karib Susiwijono, menilai harga beras akan turun dan berimplikasi pada pelandaian inflasi harga pangan. Karenanya, ia meyakini tingkat inflasi pangan akan berangsur turun dan menarik tingkat inflasi umum ke angka yang lebih rendah.
"Jadi inflasi kita antisipasi sudah memperhitungkan volatile food yang tinggi. Tren sepanjang tahun kita yakin bisa terkendali," jelas dia.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi umum pada Februari 2024 berada di angka 2,75 persen secara tahunan (
year on year/yoy).
Kenaikan inflasi tahunan itu banyak dikontribusikan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 6,36 persen (yoy) dan memberikan andil pada inflasi umum sebesar 1,79 persen (yoy).
(M Ilham Ramadan)