Masjid Raya Baiturrahman. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati
Fajri Fatmawati • 25 December 2024 15:42
Banda Aceh: Banda Aceh, 26 Desember 2004, menjadi saksi bisu bencana tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kota ini. Gelombang raksasa menyapu bersih hampir seluruh bangunan, menelan ratusan ribu korban jiwa. Namun, di tengah kepiluan itu, berdiri kokoh Masjid Raya Baiturrahman, ikon kebanggaan masyarakat Aceh.
Masjid bersejarah ini menjadi satu-satunya bangunan yang relatif utuh setelah diterjang tsunami. Keutuhan Masjid Raya Baiturrahman bukan sekadar keajaiban, melainkan juga cerminan ketahanan dan semangat juang masyarakat Aceh. Konstruksi bangunan yang kuat, ditambah dengan nilai-nilai keagamaan yang mendalam, membuat masjid ini mampu bertahan di tengah bencana dahsyat.
Sebelum diterjang tsunami, Masjid Raya Baiturrahman telah mengalami beberapa kali renovasi. Kemudian setelah tsunami pada tahun 2017, masjid ini kembali direnovasi dengan tampilan yang lebih megah dan modern, menyerupai Masjid Nabawi di Madinah. Meskipun demikian, nilai-nilai sejarah dan budaya Aceh tetap dipertahankan. Kolektor manuskrip kuno, Tarmizi Abdul Hamid, menegaskan bahwa ketegaran masjid ini merupakan bukti kebesaran Tuhan.
“Tidak ada mitos. Allah yang menentukannya. Masjid kokoh berdiri sebagai pertanda bahwa yang kuasa bisa menentukan apa saja atas kehendak-Nya,” kata Tarmizi, Rabu, 25 Desember 2024.
Baca: Dua Dekade Tsunami Aceh, Solidaritas Internasional Terukir dalam Lensa |