Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 2 February 2024 14:40
Tasikmalaya: Masyarakat Jawa Barat diminta lebih waspada terhadap perubahan iklim yang sulit diprediksi dan menyebabkan cuaca ekstrem.
Aktifis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat (Jabar), Dedi Kurniawan, mengatakan masyarakat perlu mendapat edukasi untuk menyikapi hujan deras yang terjadi selama ini di berbagai daerah. Hujan deras tersebut kemungkinan berdampak terjadi bencana.
"Dampak iklim yang terjadi semakin masif dan intensitas hujan memang terjadi di Indonesia termasuk beberapa kota, Kabupaten sekarang kurang baik dan akan menyebabkan terjadinya bencana longsor dari hulu dan bermuara ke sungai akhirnya terjadi sedimentasi melalui anak sungai hingga laju air kemungkinan akan cepat meluap," kata Dedi dalam keterangan pers, Jumat, 2 Februari 2024.
Dedi mengatakan intensitas hujan dan aktivitas manusia yang ditimbulkan sekarang dapat merusak dan pembukaan lahan termasuknya pertambangan menjadi bencana. Menurut Dedi pemerintah daerah perlu melakukan retorasi yakni pemulihan kawasan berorentasi agar bencana longsor dan banjir bisa diantisipasi.
"Banjir, longsor, pergerakan tanah dan pohon tumbang yang terjadi di berbagai daerah harus ada upaya terutama peran dari TNI, Polri dan BPBD supaya maksimal menghadapi berbagai bencana, seharusnya mereka bisa mengatasi bencana. Karena, mitigasi bencana harus dilakukan terutama peran mereka juga perlu dipahami untuk tetap mewaspadainya," jelasnya.
Menurutnya intensitas hujan tinggi selama ini tengah melanda wilayah Jawa Barat termasuk di Priangan Timur yakni di Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran, Tasikmalaya dan Garut. Namun faktor cuaca termasuk hujan hanya pemicu tapi penggunaan lahan di mana banyak lokasi menjadi gundul dan untuk sekarang ini perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan hingga penataan tata ruang secara menyeluruh.
"Kami meminta agar pemerintah daerah harus bergotong royong membersihkan aliran sungai dan menanam pohon di lokasi rawan bencana agar tidak terjadi longsor. Karena, beberapa daerah yang mengalami banjir disebabkan adanya penyempitan saluran drainase hingga resapan air hilang dan banyaknya bangunan di beton," ujarnya.