Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi uji coba peluncuran roket yang membawa satelit. (KCNA/EPA)
Willy Haryono • 28 July 2024 20:02
Pyongyang: Korea Utara (Korut) mengancam akan memusnahkan semua musuh-musuhnya sesuai perintah pemimpin Kim Jong-un jika sebuah perang meletus sewaktu-waktu.
Pernyataan disampaikan beberapa pejabat tinggi Korea Utara dalam sebuah pertemuan pada Sabtu kemarin, yang juga dihadiri langsung oleh Kim Jong-un.
Pertemuan tersebut digelar dalam rangka merayakan ulang tahun gencatan senjata Perang Korea ke-71. Pejabat senior yang melontarkan pernyataan tersebut meliputi Kolonel Angkatan Darat Ri Un-ryong dan Letnan Komandan Angkatan Laut Yu Kyong-song.
Pernyataan disampaikan keduanya di tengah "kebencian yang melonjak" terhadap AS dan Korea Selatan, menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA) pada Minggu, 28 Juli 2024.
Para petinggi Korea Utara mengatakan AS dan Korea Selatan seolah "bertekad keras memprovokasi terjadinya perang nuklir." Oleh karenanya, Pyongyang bersumpah untuk meningkatkan efisiensi perang untuk melancarkan "serangan dahsyat terhadap musuh kapan saja dan tanpa penundaan serta menghancurkan mereka sepenuhnya setelah Panglima Tertinggi yang terhormat Kim Jong-un memberi perintah."
Kim Jong-un telah berulang kali memperingatkan negara-negara regional agar tidak memperluas hubungan dengan Barat, dengan mengatakan bahwa Pyongyang memperkuat angkatan bersenjatanya untuk menghadapi AS dan sekutu-sekutu regionalnya dalam perang yang dapat "meletup kapan saja" di Semenanjung Korea.
Awal bulan ini, Korea Selatan dan AS mengesahkan pedoman tentang pembentukan apa yang mereka sebut sebagai sistem pencegahan terpadu yang diperluas untuk semenanjung Korea, yang menimbulkan kekhawatiran keamanan di kawasan.
Washington dan Seoul mengeklaim pedoman tersebut akan menangkal ancaman nuklir dan militer dari Korea Utara.
Oktober lalu, Washington, Seoul, dan Tokyo melakukan latihan gabungan pertama mereka setelah Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Jepang dan Korea Selatan menandatangani pakta keamanan trilateral di Camp David di bulan Agustus.
Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara menyuarakan kekhawatiran tentang upaya AS untuk memiliterisasi Asia-Pasifik melalui jaringan perjanjian keamanan yang terus berkembang.
Namun, KCNA baru-baru ini mengatakan bahwa warga Korea Utara tidak mengharapkan adanya perubahan di masa depan dalam hubungan mereka dengan Barat, tidak peduli siapa yang selanjutnya terpilih di Gedung Putih.
Perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun berakhir pada tanggal 27 Juli 1953, ketika Korea Utara menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan AS dan Tiongkok.
Hari itu dianggap sebagai "Hari Kemenangan" di Korea Utara dan dirayakan setiap tahun dengan acara-acara besar. Tidak ada acara serupa di Korea Selatan dan hari tersebut tidak dirayakan.
Baca juga: Korea Utara Sebut Deklarasi KTT NATO Picu 'Perang Dingin' Baru