Riset: Kekayaan Family Office Kawasan Asia Pasifik Bakal Tumbuh Dua Kali Lipat pada 2030

Investasi. Foto: Medcom.id.

Riset: Kekayaan Family Office Kawasan Asia Pasifik Bakal Tumbuh Dua Kali Lipat pada 2030

Arif Wicaksono • 4 September 2024 17:57

New York: Family office global sedang berkembang pesat, dengan pertumbuhan signifikan di Amerika Utara dan kawasan Asia-Pasifik yang diharapkan terjadi dalam enam tahun ke depan. Total kekayaan keluarga diperkirakan mencapai USD5,5 triliun saat ini, naik 67 persen dari USD3,3 triliun lima tahun lalu.
 

Baca juga: Luhut Minta Pendapat Ray Dalio Soal Family Office


Berdasarkan laporan Deloitte total kekayaan family office diproyeksikan tumbuh 73 persen menjadi USD9,5 triliun pada 2030. Sementara kekayaan family office di Asia Pasifik diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi USD2 triliun.

Di Amerika Utara, total estimasi kekayaan keluarga yang memiliki family office mencapai USD2,4 triliun, dan diperkirakan akan tumbuh 71 persen menjadi USD4 triliun pada 2030.

Kepala Wawasan Global untuk Deloitte Private, Rebecca Gooch mengatakan saat ini terdapat lebih dari 8.000 family office di seluruh dunia, dari hanya lebih dari 6.000 family office pada 2019.

“Kami memperkirakan jumlahnya akan bertambah hingga 10.700 pada 2030, jadi itu merupakan peningkatan sebesar 75 persen selama periode satu dekade ini,” kata Gooch dikutip dari Business Times, Rabu, 4 September 2024.

Meskipun Amerika Utara merupakan kawasan dengan pertumbuhan tercepat hingga saat ini, kawasan ini diperkirakan akan dilampaui oleh Apac. Deloitte mensurvei 354 kantor keluarga tunggal, 89 di antaranya berasal dari Apac.

Pada 2030, jumlah kantor keluarga di Apac diperkirakan tumbuh 40 persen menjadi 3.200 kantor, sementara jumlah di Amerika Utara diperkirakan naik 32 persen menjadi 4.190.

Rata-rata aset kelolaan (AUM) kantor keluarga ini mencapai USD2 miliar, sementara rata-rata kantor keluarga di Singapura adalah USD1 miliar.

“Kantor keluarga akan terus memperoleh pengaruh di pasar keuangan seiring meningkatnya AUM mereka,” kata Deloitte, yang memproyeksikan AUM mereka akan tumbuh menjadi USD5,4 triliun pada 2030, dari USD3,1 triliun saat ini.

Sementara itu, laporan tersebut menemukan bahwa 90 persen family office melayani keluarga generasi pertama (41 persen), kedua (30 persen), dan ketiga (19 persen).

“Wajah kekayaan benar-benar sedang didefinisikan ulang oleh uang baru, dan saya melihat ada begitu banyak kekayaan baru di Asia-Pasifik yang memacu peningkatan pesat dalam kantor keluarga,” kata Gooch.

Berdasarkan laporan tersebut, sekitar 60 persen kantor keluarga di Apac didirikan setelah 2009. Penelitian itu juga mengungkapkan hanya tiga dari 10 family office yang saat ini melayani mereka yang telah melampaui generasi kedua.

Dua faktor bisa jadi berperan, bisa jadi para pemegang kekayaan kehilangan kekayaan mereka dan/atau ledakan kekayaan baru mengerdilkan kekayaan lama.

"Apa pun masalahnya, mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi keluarga dalam mempertahankan kekayaan mereka dalam jangka panjang, sudah sepantasnya banyak keluarga kini beralih ke kantor keluarga untuk mengelola mereka melalui transisi antargenerasi," kata Deloitte.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)