Ilustrasi. Medcom.id
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada akan menerjunkan 270 mahasiswa ke-9 lokasi transmigrasi yang untuk menjalani KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat).
Kesembilan lokasi tersebut adalah kawasan transmigrasi Lunang Silaut di Kabupaten Pesisir, Sumatra Barat, lokasi transmigrasi Batu Ketumpang, Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung, lokasi transmigrasi Lagita, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, lokasi transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Di lokasi transmigrasi Cahaya Baru, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, lokasi transmigrasi Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, lokasi transmigrasi Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Tenggara, lokasi transmigrasi Lamunti Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah dan lokasi transmigrasi Mutiara, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Rustamadji mengatakan penerjunan mahasiswa KKN ini akan dilakukan pada pertengahan tahun ini bersama dengan ribuan mahasiswa ke seluruh pelosok Indonesia.
Kehadiran mahasiswa KKN di lokasi kawasan transmigrasi katanya diharapkan bisa memberikan manfaat bagi peningkatan keterampilan warga transmigran dalam mengelola sumber daya yang ada di sekitar mereka.
"Mahasiswa KKN kita harapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong produktivitas lahirnya produk unggulan tidak hanya sector pertanian saja namun di luar sektor pertanian," kata Rustamadji dalam keterangan pers, Minggu, 2 Juni 2024.
Sebelumnya Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) Universitas Gadjah Mada dan Direktorat Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, menandatangani kontrak pengembangan program KKN Tematik Ketransmigrasian tahun 2024 di kampus setempat.
Penerjunan mahasiswa KKN ke kawasan transmigrasi ini menurut Rustamadji merupakan hasil kerja sama yang antara UGM dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Menurutnya kerja sama yang sinergis ini bisa memberikan manfaat bagi warga transmigran agar lebih sejahtera.
"Saya kira sinergi yang sudah dilakukan ini bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan menjadi legasi dalam mendorong kawasan transmigran menjadi lebih maju dan berkembang," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Sigit Mustofa Nurudin, mengatakan penerjunan mahasiswa KKN PPM UGM ini bisa mendukung dan mendorong terjadinya regenerasi petani di kawasan transmigran sehingga bisa kawasan tersebut bisa menjadi pusat pertumbuhan lokal.
"Sekarang ini semangat untuk menjadi petani itu sangat kurang dan mengubah mindset masyarakat terkait profesi ini perlu ditingkatkan dimana profesi bisa menjanjikan dan diminati oleh anak muda namun sekarang tergantung bagaimana cara kita bisa memoles," ungkapnya.
Mustofa berharap mahasiswa KKN bisa meningkatkan potensi warga transmigran untuk bisa mengolah sumber daya yang ada agar pendapatan masyarakat transmigrasi naik dan semakin sejahterah.
Kemendes PDTT setiap tahunnya hanya mampu mengirim sekitar 200 kepala keluarga ke lokasi kawasan transmigran. Jumlah tersebut sangat jauh dari jumlah daftar tunggu calon transmigran yang mencapai 5700 kepala keluarga.
Diakui kondisi ini berbeda dalam 25-30 tahun lalu ketika pemerintah bisa mengirim 50 ribu hingga 100 ribu kepala keluarga.
"Anggaran transmigrasi dulu mencapai mencapai Rp5 triliun sekarang anggaran Kemendes PDTT Rp2,7 triliun dan untuk anggaran transmigrasi hanya Rp200-an miliar," ujarnya.
Meski sudah memiliki peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang cukup kuat dalam bidang ketransmigrasian, Mustofa mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya cukup mengandalkan dana dari APBN namun ke depan akan menggandeng badan usaha dan perusahaan swasta untuk mendukung pengembangan kawasan transmigran.