Ilustrasi masyarakat adat. Foto: MI.
Jakarta: Debat para calon wakil presiden yang digelar Minggu, 21 Januari 2024, belum menunjukkan pemahaman mendalam mengenai isu krisis iklim karena masih terjebak dalam gimmick politik.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik UI, Hurriyah mengatakan persoalan serius pada reformasi agraria yang menyimpang dari tujuan awalnya tak dibahas secara mendalam dalam debat tersebut.
baca juga:
Debat Cawapres, Antara Kata dan Realita
|
"Negara ketika berkonflik dengan masyarakat menggunakan aparatur negara, keterlibatan militer dalam kasus konflik agraria seperti di Rempang dan Wadas. Itu hal yang terjadi tapi masalah itu yang nggak banyak digali oleh para kandidat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Januari 2024.
Dia menegaskan pertanyaan selanjutnya adalah apakah nantinya pemimpin yang terpilih akan melanjutkan ideologi pembangunan yang tidak berpihak pada pemulihan lingkungan dan perlindungan pada hak masyarakat.
“Cek lagi visi-misi program di masing-masing kandidat dan rekam jejak para kandidat, itu yang harus kita lakukan. Kenapa itu jadi penting, karena dalam prakteknya ketika seorang pemimpin terpilih penguasa itu bergandengan tangan dengan oligarki dan ada yang serius dalam menghadapi oligarki,” tegas dia.
Sementara itu, Project Advisor PilahPilih.id, sebuah LSM di bidang lingkungan hidup, Rika Novayanti mengatakan percakapan yang ada dalam debat lebih nampak antara penguatan kebijakan dan pemberian insentif kepada investor.
Namun, para calon wakil presiden yang ada juga belum bisa memunculkan hubungan antara perubahan iklim dengan hal-hal lain. Padahal krisis iklim akan berdampak pada segala lini kehidupan termasuk konflik masyarakat adat dengan aparat.
"Pelibatan masyarakat lokal terhadap proyek tersebut bagaimana? Karena hal yang paling mahal dari transisi adalah konflik," jelas dia.
Rika menuturkan agar pemilih muda untuk memastikan visi misi dari masing-masing calon, serta memperhatikan rekam jejak agar tidak terjebak pada gimmick yang ada. Dia meminta pemilih memilih sesuai prinsip, jangan karena FOMO.
Sebelumnya, sebuah survei daring yang dilakukan oleh pilahpilih.id terhadap ribuan pemilih muda mengungkap 90 persen responden khawatir terhadap masa depan lingkungan. Survei yang sama juga menemukan isu lingkungan akan menjadi faktor kunci yang memengaruhi pilihan anak muda dalam pemilu mendatang.
Temuan di survei pilahpilih.id juga menunjukkan bahwa 87 persen pemilih muda merasa bahwa isu lingkungan belum cukup dibahas secara mendalam di berbagai diskusi politik menjelang pemilihan umum.
Komitmen transisi energi
Sementara itu, Pengamat ekonomi energi Yayan Satyakti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) mengungkapkan ketiga calon wakil presiden (cawapres) memiliki komitmen untuk menjalankan transisi energi dan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT).
"Kalau kita melihat para calon wakil presiden memiliki komitmen yang mirip untuk menjalankan transisi energi, misalnya seperti dari calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ada yang berkaitan dengan green jobs dan transisi energi. Lalu dari calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar juga sama dan kemudian dari calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD juga mendiskusikan hal yang sama," ujar Yayan, dilansir Antara, Senin, 22 Januari 2024.
Menurut dia, ketiga calon wakil presiden membahas topik transisi energi dan energi baru terbarukan dalam tataran kebijakan yang tentu nantinya dijabarkan dan ditindaklanjuti melalui program serta kebijakan teknis di level kementerian dalam pemerintahan baru mendatang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, dan debat ketiga 7 Januari 2024, KPU menggelar debat keempat yang mempertemukan para cawapres. Tema debat keempat meliputi energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.