Ilustrasi ledakan. (Medcom.id)
Willy Haryono • 4 May 2024 18:06
Goma: Setidaknya 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam dua ledakan bom yang menghantam dua kamp pengungsi di Republik Demokratik Kongo bagian timur, menurut pejabat pemerintah, PBB dan kelompok bantuan.
Ledakan pada hari Jumat itu menargetkan kamp-kamp di Lac Vert dan Mugunga, dekat kota Goma, ibu kota provinsi Kivu Utara, kata PBB dalam sebuah pernyataan.
Serangan tersebut, yang menyebabkan sedikitnya 20 orang terluka, merupakan “pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional dan mungkin merupakan kejahatan perang,” katanya, mengutip dari laman Al Jazeera pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Seorang warga salah satu kamp mengatakan kepada Al Jazeera bahwa banyak korban sedang tidur di tenda mereka ketika daerah tersebut diserang.
“Kami mulai berlari ketika bom diledakkan di kamp,” kata warga tersebut.
Otoritas Kongo dan Amerika Serikat menuduh militer di negara tetangga Rwanda dan kelompok pemberontak M23 berada di balik serangan terbaru.
Pada hari Sabtu, Rwanda membantah tuduhan AS dan menyebutnya sebagai sesuatu yang “konyol.”
Juru bicara pemerintah Yolande Makolo mengatakan Pasukan Pertahanan Rwanda (RDF) adalah “tentara profesional” yang tidak akan pernah menyerang pengungsi.
Dalam tulisan di media sosial X, Makolo malah menyalahkan serangan tersebut pada milisi yang didukung militer Kongo.
Baca juga: Aksi Kekerasan Pemberontak di Kongo Meningkat, 60 Orang Tewas