Atasi Kesenjangan Hunian Layak, Pemkot Jakarta Pusat Tingkatkan Program Bedah Rumah

Wali Kota Jakarta Pusat menyerahkan kunci ke penerima program Bedah Rumah. Istimewa

Atasi Kesenjangan Hunian Layak, Pemkot Jakarta Pusat Tingkatkan Program Bedah Rumah

Whisnu Mardiansyah • 11 December 2025 21:21

Jakarta: Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan lebih dari separuh rumah tangga di Jakarta masih hidup dalam rumah yang tidak layak huni. Berdasarkan data tahun 2022, dari 2,78 juta rumah tangga, sekitar 1,77 juta rumah tangga (63 persen) belum memiliki akses terhadap hunian yang layak.

Kondisi ini lebih kritis di Jakarta Pusat, di mana hanya 31,46 persen rumah tangga yang tercatat memiliki rumah layak huni pada tahun yang sama. Menyikapi kesenjangan ini, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat, melalui program Bedah Rumah, berkomitmen memperbaiki kondisi hidup masyarakat dhuafa. Program ini khususnya memprioritaskan para pasien Tuberkulosis (TBC) sejak tahun 2024.

"Saya yakin, dengan kerja sama yang erat dan semangat gotong royong, kita mampu menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan," kata Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat, Arifin dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 11 Desember 2025.

Program Bedah Rumah yang merupakan kolaborasi antara Pemkot Jakpus dengan BAZNAS (BAZIS) Kota Administrasi Jakarta Pusat telah berjalan sejak 2021. Hingga saat ini, sebanyak 270 rumah warga duafa telah direnovasi.
 


Pada tahun 2025, program ini menargetkan pembangunan 80 unit rumah layak huni. Saat ini, 65 unit telah berhasil dibangun. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi para kolaborator dari sektor swasta, yang telah membangun 10 unit di antaranya CSR PT Pertamina sebanyak 8 rumah, CSR PT Suprajaya sebanyak 2 rumah, dan CSR PT Arminareka sebanyak 1 rumah

"Dukungan para kolaborator ini sangat berarti. Mari kita jadikan program ini sebagai langkah awal untuk menciptakan lebih banyak inisiatif positif bagi warga Jakarta Pusat," ajak Wali Kota Arifin.

Program Bedah Rumah tidak hanya mempertimbangkan faktor ekonomi, tetapi juga kontribusi sosial penerima manfaat. Sasaran utama adalah masyarakat duafa yang selama ini aktif berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya, namun kerap mengabaikan kondisi rumah mereka sendiri yang sebagian bahkan telah rusak atau roboh.

Dengan fokus pada aspek kemanusiaan dan kesehatan (khususnya untuk pasien TBC yang memerlukan lingkungan hidup sehat), program ini diharapkan dapat menjadi fondasi untuk membangun Jakarta Pusat yang lebih manusiawi dan mengurangi ketimpangan sosial secara nyata.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)