Alat berat berupaya membersihkan material longsor yang dipicu oleh cuaca ekstrem di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Kamis (27/11). FOTO: BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan
Lukman Diah Sari • 27 November 2025 16:39
Humbang Hasundutan: Sebanyak lima warga ditemukan meninggal dunia akibat terseret banjir bandang yang menerjang Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, pada Selasa malam, 25 November 2025. Empat warga lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hujan lebat memicu banjir bandang di Kecamatan Pakkat, khususnya di Kelurahan Panggugunan. Selain korban meninggal dan hilang, terdapat tujuh orang luka berat serta dua orang luka ringan yang sudah dievakuasi ke RSUD Doloksanggul.
“Operasi pencarian dan evakuasi kembali dilanjutkan hari ini dengan dukungan penuh tim gabungan,” ujar Muhari, Kamis, 27 November 2025, dalam rilis resmi.
Longsor Putuskan Akses dan Rusak Rumah Warga
Selain banjir bandang, longsor turut melanda sejumlah wilayah di Humbang Hasundutan. Dua warga dilaporkan mengalami luka berat akibat tertimbun material longsoran. Adapun enam rumah mengalami rusak berat, satu fasilitas ibadah rusak ringan, serta satu ruas jalan tertutup material longsor.
Alat berat berupaya membersihkan material longsor yang dipicu oleh cuaca ekstrem di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Kamis (27/11). FOTO: BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan
Sedikitnya 11 titik akses jalan terputus, sementara jembatan, saluran, dan tembok penahan tanah mengalami kerusakan dan masih dalam proses pendataan. Lahan pertanian warga juga terdampak sehingga memperburuk kondisi ekonomi masyarakat yang bergantung pada hasil tani.
Bencana tanah longsor berdampak ke sejumlah desa, yakni Desa Sampean di Kecamatan Doloksanggul; Desa Parbotihan, Sihikkit, Sampetua, dan Janji Nagodang di Kecamatan Onan Ganjang; Desa Aek Sopang di Kecamatan Pakkat; serta Desa Janji Hutanapa di Kecamatan Parlilitan.
BNPB mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat curah hujan di Sumatra Utara masih berpotensi tinggi. Koordinasi lintas lembaga terus dilakukan untuk mempercepat upaya penanganan dan pencarian korban hilang.
“Pembaruan informasi resmi akan disampaikan secara berkala melalui kanal resmi BNPB,” ujar dia.