Warga mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Foto: Vatican News
Fajar Nugraha • 24 April 2025 20:46
Vatican City: Suasana duka yang mendalam menyelimuti Vatikan setelah pengumuman wafatnya Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, pada Senin 21 April 2025. Hingga kini, ribuan mengantre beri penghormatan terakhir kepada Paus.
”Dengan kesedihan mendalam, saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci Fransiskus, pada Pkl. 7:35 pagi ini” kata Prelatus atau Camerlengo Gereja Katolik Roma, Kardinal Kevin Farrell, Vatikan seperti dikutib dari Vatican News.
Bukan hanya umat Katolik, banyak pihak di berbagai negara juga merasa kehilangan atas kepergian Paus ke 266 dalam Gereja Katolik Roma tersebut. Pada hari keempat masa berkabung yakni Kamis 24 April 2025 terlihat antusias dari ribuan pelayat dari berbagai penjuru dunia untuk memberikan penghormatan terakhir.
Mereka rela menunggu antrian sampai berjam-jam dan hanya melintas beberapa menit saja dari depan jenazah Paus Fransiskus.
Para pengunjung tidak boleh berhenti, tetapi berjalan melalui koridor yang disediakan, sehingga semua orang yang datang memiliki kesempatan untuk melihat jenazahnya. Dengan demikian, penjagaan sangat ketat oleh petugas keamanan setempat yakni Polizia, Carabinieri, dan petugas keamanan lainnya.
Selain itu, para petugas juga sibuk mempersiapkan lapangan Santo Petrus menjelang hari pemakaman pada Sabtu 26 April 2025.
Dalam wasiat rohaninya tertanggal 29 Juni 2022, Paus kelahiran Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936 itu menuliskan bahwa dia menginginkan agar dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma dan dimakamkan secara sederhana.
Makam itu harus berada di tanah, sederhana, tanpa khiasan khusus, dan hanya memiliki inskripsi "Fransiskus" yakni nama yang dia pilih selama kepausannya untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi.
Paus yang dikenal sebagai sosok yang sederhana dan rendah hati itu menjabat selama 12 tahun sejak terpilih pada 13 Maret 2013, saat itu dia berusia 76 tahun. Dalam durasi kepemimpinan yang cukup panjang tersebut, dia dinilai sebagai salah satu sosok pemimpin yang berdampak bagi Gereja Katolik dan dunia.
Pada masa kepausannya, Vatican News menuliskan banyak karya pelayanannya fokus untuk menyuarakan perdamaian dan persaudaraan manusia, menjangkau kaum miskin dan migran.
(Sr. M. Angela Siallagan FCJM, Koresponden Metrotvnews)