Kilau Harga Emas Mulai Luntur, Bakal Lanjut Menurun?

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Kilau Harga Emas Mulai Luntur, Bakal Lanjut Menurun?

Eko Nordiansyah • 28 April 2025 11:56

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali melemah di awal perdagangan sesi Asia hari ini, bergerak di kisaran USD3.310 pada Senin, 28 April 2025, setelah sempat mencetak rekor tertingginya minggu lalu.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan, emas mengalami koreksi tajam setelah tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global, khususnya antara Amerika Serikat dan Tiongkok, membuat permintaan terhadap aset safe haven menurun.

Andy menjelaskan, berdasarkan kombinasi analisis candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish kembali terbentuk pada XAU/USD. Saat ini, pergerakan harga emas menunjukkan pola pelemahan yang kuat, terutama setelah harga gagal mempertahankan penguatan pada Kamis, 24 April dan jatuh di bawah level USD3.300.

"Berdasarkan proyeksi teknikal, emas berpotensi melanjutkan penurunan hingga mencapai area USD3.213. Namun demikian, jika terjadi rebound yang kuat, emas masih memiliki peluang untuk kembali menguji resistance terdekat di sekitar USD3.367," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 28 April 2025.
 

Baca juga: 

Harga Emas Dunia Memudar saat Ketegangan Perang Dagang Mereda



(Ilustrasi emas. Foto: Unplash)

Penyebab penurunan harga emas

Faktor fundamental yang turut mendorong tekanan terhadap harga emas antara lain adalah pernyataan Menteri Pertanian AS Brooke Rollins, yang mengungkapkan negosiasi perdagangan dengan Tiongkok terus berlangsung dan kesepakatan dagang "sangat dekat."

Harapan terhadap tercapainya kesepakatan ini memperkuat sentimen risk-on di pasar keuangan, sehingga mengurangi minat investor terhadap aset safe haven seperti emas. Selain itu, berita tentang kemungkinan pengecualian sebagian tarif balasan turut menekan harga emas, membuatnya anjlok di bawah level psikologis USD3.300.

Meskipun tekanan jual masih mendominasi, ada faktor risiko yang perlu diperhatikan. Presiden AS, Donald Trump, tetap menunjukkan sikap keras terhadap tarif perdagangan, menyatakan ia tidak akan menghapus tarif terhadap Tiongkok tanpa konsesi besar. Ketidakpastian ini membuat volatilitas pasar tetap tinggi.

Di sisi lain, International Monetary Fund (IMF) juga memperingatkan tentang meningkatnya risiko resesi di Amerika Serikat akibat ketegangan perdagangan yang berlarut-larut. Jika kekhawatiran resesi meningkat, permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai bisa kembali menguat dalam waktu dekat.

Untuk jangka pendek, para pelaku pasar akan mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi penting dari AS, termasuk laporan pendahuluan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama yang akan dirilis Rabu, 30 April ini, serta data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) pada Jumat, 2 Mei 2025.

Kedua rilis data tersebut diantisipasi dapat memberikan arah lebih lanjut bagi harga emas, mengingat potensi dampaknya terhadap ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve. Secara keseluruhan, Andy melihat kecenderungan harga emas hari ini masih berada dalam tekanan bearish.

"Target penurunan berada di area USD3.213, sementara potensi rebound terbatas di sekitar USD3.367. Sentimen pasar tetap rapuh, dengan ketegangan perdagangan, data ekonomi, serta pergerakan Dolar AS menjadi faktor kunci yang perlu terus dipantau oleh para trader dan investor emas," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)