Momen hangat antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Dok. Tim Media Presiden
M Rodhi Aulia • 27 January 2025 20:05
Jakarta: Momen hangat antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India Narendra Modi memicu perbincangan tentang gaya diplomasi personal Prabowo yang dinilai efektif memperkuat posisi Indonesia di tingkat global. Sapaan akrab "my good brother" yang dilontarkan Prabowo saat kunjungan kerjanya ke India pada Sabtu, 25 Januari 2025 menjadi bukti keakraban kedua pemimpin dunia tersebut.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai gaya diplomasi Prabowo yang humanis mampu mempererat hubungan antarnegara, khususnya dengan India yang menjadi salah satu mitra strategis Indonesia.
“Presiden Prabowo jelas bukan hanya seorang pemimpin tangguh, tetapi juga pemimpin yang selalu mampu menunjukkan sisi humanisnya, termasuk dalam berinteraksi dengan para pemimpin dunia,” ujar Fahmi yang dikutip Senin, 27 Januari 2025.
Fahmi menjelaskan bahwa kehangatan hubungan Prabowo dan Modi mencerminkan keseriusan dalam mempererat kerja sama strategis kedua negara. Menurutnya, ini bukan sekadar basa-basi diplomatis, melainkan simbol dari pendekatan diplomasi personal yang memperkuat pengaruh Indonesia di kancah internasional.
Baca juga: Momen Akrab PM Modi-Presiden Prabowo, Kerap Berpelukan hingga Panggil Brother
“Kehangatan dan keakraban yang ditunjukkan Presiden Prabowo dan PM Modi itu jelas bukan sekadar basa-basi diplomatis, melainkan mencerminkan beberapa hal signifikan sekaligus,” kata Fahmi.
Keberadaan Indonesia dalam kelompok BRICS—yang meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—juga memberikan peluang besar untuk memperluas kerja sama multilateral. Kedekatan pribadi dengan pemimpin negara BRICS seperti Modi dinilai membuka jalan bagi Indonesia untuk lebih memainkan peran strategis di organisasi tersebut.
Fahmi juga membandingkan potensi Prabowo dengan kesuksesan Modi dalam mengimplementasikan kebijakan pro-rakyat di India. Kebijakan inovatif seperti pemberian makan gratis untuk anak-anak sekolah dan program keuangan inklusif telah membantu India mengentaskan kemiskinan di tengah populasi besar.
“Soal keakraban kedua pemimpin, bagi saya ini bukan sekadar soal keduanya punya pandangan serupa. Tapi ini juga memberi gambaran potensi Prabowo untuk dikenal sebagai pemimpin yang berhasil dalam program-program kesejahteraan sosial,” ujarnya.
Jika Prabowo mampu menjalankan kebijakan serupa yang berfokus pada pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan kesejahteraan anak-anak, Fahmi yakin Indonesia dapat mencapai transformasi signifikan.
“Potensi meninggalkan legacy sebagai pemimpin yang membawa transformasi signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat, sekaligus menjadikan Indonesia model pembangunan yang sukses di dunia, akan sangat besar,” tegas Fahmi.