Ilustrasi. Foto: Dok MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 25 June 2025 21:52
Jakarta: Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp600 ribu yang digelontorkan pemerintah pada Juni hingga Juli 2025 dinilai tidak menjawab kebutuhan mendasar masyarakat. BSU dipandang tidak mampu memberikan dampak berarti terhadap perbaikan daya beli, apalagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, program BSU yang hanya berlangsung selama dua bulan dengan cakupan terbatas tidak akan banyak memengaruhi konsumsi rumah tangga.
Bantuan tersebut hanya diberikan kepada sebagian pekerja formal dengan batasan penghasilan tertentu dan guru honorer, sementara mayoritas pekerja informal tetap tidak mendapat dukungan.
"Program BSU di Juni-Juli ini sangat terbatas impact-nya karena programnya yang hanya dua bulan dan tidak menyasar ke semua kalangan/pekerja," ujar dia saat dihubungi, Rabu, 25 Juni 2025.
Dengan tingginya tekanan biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi, Nailul menilai masyarakat justru cenderung menahan belanja meskipun menerima bantuan. Banyak dari mereka lebih memilih menyimpan uang untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan.
"Bahkan saya rasa banyak di antara penerima BSU akan menahan konsumsi untuk berjaga-jaga mereka jadi korban PHK. Ketidakpastian pekerjaan merupakan ketakutan terbesar masyarakat saat ini," kata Huda.
Baca juga:
Cara Cek Eligibilitas BSU 2025 Sebesar Rp600 Ribu |