Pelatihan pemberdayaan pelaku usaha yang digelar Direktorat Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat. Istimewa
Al Abrar • 24 July 2025 23:29
Sleman: Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) didorong untuk berperan aktif dalam mendukung program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Peran UMKM pangan dinilai krusial sebagai penyedia makanan harian yang mempengaruhi pola konsumsi dan status gizi masyarakat.
Dukungan itu disampaikan dalam pelatihan pemberdayaan pelaku usaha yang digelar Direktorat Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat (PPM) Badan Gizi Nasional (BGN) di Hotel Alana, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 17–18 Juli 2025.
Pelatihan ini dihadiri puluhan pelaku UMKM yang tampak antusias dalam mendukung pelaksanaan program MBG. Kegiatan dibuka oleh Perwakilan BGN Rima Nurisa Brahmani, Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Sleman Punik Mumpuni Wijayanti, dan praktisi UMKM muda, Gunawan Widarto.
Rima mengatakan, program MBG merupakan langkah strategis pemerintah untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat melalui konsumsi makanan sehat secara rutin, terutama di kalangan pelajar. Hal ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan Generasi Sehat untuk Indonesia Cerdas 2045.
“Ketika negara hadir memastikan pemenuhan gizi anak-anak sekolah, kita sedang menyiapkan pondasi untuk mencetak generasi emas Indonesia di tahun 2045,” ujar Rima.
Badan Gizi Nasional, lanjut dia, hadir untuk memperkuat koordinasi dan integrasi kebijakan gizi nasional hingga tingkat daerah. Salah satu bentuk pelibatan masyarakat adalah melalui kemitraan dengan UMKM.
“Pelaku UMKM bisa menjadi mitra resmi BGN,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Punik Mumpuni Wijayanti menekankan pentingnya kecukupan gizi dalam mendukung tumbuh kembang seseorang. Menurutnya, kekurangan gizi bisa berdampak serius terhadap fungsi kognitif, daya tahan tubuh, hingga memicu stunting dan masalah kesehatan lainnya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menyukseskan program MBG, termasuk puskesmas, dinas kesehatan, kelurahan, PKK, posyandu, komunitas, sekolah, hingga perguruan tinggi.
“Gizi adalah fondasi kesehatan dan produktivitas. Ini tanggung jawab bersama,” katanya.
Program MBG turut berdampak pada ekonomi lokal. Melalui kerja sama dengan petani, peternak, dan nelayan, BGN memastikan bahan baku pangan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disuplai dari sumber-sumber lokal.
Namun di tengah peluang tersebut, UMKM juga dituntut adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tren pasar. Banyak pelaku usaha yang dinilai belum responsif terhadap inovasi digital dan perubahan perilaku konsumen.
Meski begitu, peranan aktif UMKM dinilai dapat memperkuat ekosistem pangan lokal dan mendukung ketahanan gizi masyarakat.
“UMKM pangan adalah agen perubahan. Bersama, kita bisa wujudkan masyarakat sehat, usaha kuat, dan pangan lokal Jogja yang lestari,” tutup Rima.