Global Future Fellows Dorong Kolaborasi Digital Health ASEAN

Istimewa

Global Future Fellows Dorong Kolaborasi Digital Health ASEAN

Al Abrar • 22 August 2025 14:07

Jakarta: Transformasi digital kesehatan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ASEAN yang tangguh, inovatif, dan berpusat pada masyarakat. Melalui program Global Future Fellows (GFF) 2025: Powering ASEAN’s Digital Health, sepuluh pemimpin muda dari seluruh negara anggota ASEAN berkumpul untuk merumuskan rekomendasi aksi menuju Visi Kesehatan ASEAN 2045.

Inisiatif yang digagas Pijar Foundation ini menekankan pentingnya pendekatan people-to-people dalam memperkuat kolaborasi kawasan. “Program Global Future Fellows bukan hanya perjalanan pembelajaran, tetapi juga kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan dan bersama-sama membangun Asia Tenggara yang lebih kuat,” ujar Executive Director Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil.

Sejalan dengan ASEAN Community Vision 2045 yang diadopsi pada Mei 2025, sektor kesehatan ditargetkan memiliki sistem terintegrasi, infrastruktur digital yang kokoh, serta inovasi yang dapat dirasakan secara merata. Tanpa kolaborasi berkelanjutan, komitmen itu dinilai berisiko hanya menjadi wacana.

Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Kementerian Kesehatan RI, Dwi Meilani, menegaskan transformasi harus dimulai dari sumber daya manusia. “Investasi pada keterampilan digital dan kepemimpinan sama pentingnya. Harapan kami, inisiatif ini bisa melahirkan kemitraan nyata, kebijakan bersama, dan kapasitas kolektif dalam membangun ketahanan kesehatan digital ASEAN,” katanya.

Program GFF yang diluncurkan pada April 2025 membawa para fellow mengikuti empat learning journey di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Di Indonesia, mereka mendalami diplomasi kesehatan digital dan strategi telehealth inklusif. Malaysia berbagi pengalaman mengenai tata kelola rekam medis elektronik, sementara Brunei menampilkan penerapan platform kesehatan digital nasional yang mengintegrasikan layanan vaksinasi, telemedicine, hingga pemantauan kesehatan publik.

Di Singapura, para fellow terlibat dalam International HealthTec Summit (IHS) sekaligus meninjau kesiapan pandemi di National Centre for Infectious Diseases. Mantan Dirjen Kesehatan Malaysia, Datuk Dr Muhammad Radzi bin Abu Hassan, menyebut program ini sebagai salah satu yang paling penting bagi masa depan kesehatan kawasan.

Dengan fondasi tersebut, ASEAN diharapkan mampu menjembatani kesenjangan layanan kesehatan sekaligus memperkuat ketahanan kawasan. Kunci keberhasilan, menurut para pemangku kepentingan, terletak pada kerja sama, inovasi yang inklusif, serta kepercayaan publik yang dibangun sejak dini.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Al Abrar)