Alunan khas angklung Indonesia menggema di panggung the 9th International Jazz Festival Uzbekistan.
Fajar Nugraha • 15 May 2025 11:58
Tahskent: Alunan khas angklung Indonesia menggema di panggung the 9th International Jazz Festival Uzbekistan tahun ini. Kelompok musik Rumah Angklung tampil dalam perhelatan festival musik yang digelar di Kota Tashkent pada 11 Mei 2025.
Kehadiran Rumah Angklung dalam festival bergengsi ini merupakan hasil kerja sama erat antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tashkent dan The Art and Culture Foundation (ACDF) di bawah koordinasi Kabinet Menteri Republik Uzbekistan. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional.
Menambah semarak penampilan, Rumah Angklung juga berbagi panggung dengan kelompok Arunika Angklung – komunitas perempuan senior yang tetap aktif berkarya dan melestarikan budaya.
Komunitas ini berasal dari beragam latar belakang institusi bank BUMN/PNS/Swasta. Walau sudah memasuki usia senior, mereka tetap dapat membuktikan bahwa melalui seni dan budaya, keberagaman dan kebersamaan marupakan salah cara mencintai Indonesia.
Di bawah binaan Rumah Angklung Indonesia, para anggota Arunika membuktikan bahwa semangat belajar dan berkarya tak mengenal usia. Lagu-lagu yang mereka bawakan telah diaransemen khusus untuk membaurkan nuansa angklung dengan irama jazz, menciptakan pengalaman musikal yang unik dan memikat.
Karya-karya original Rumah Angklung yang memadukan unsur musik modern namun tak menghilangkan musik khas Indonesia merupakan warna sendiri yang memberikan keunikan dan mampu menghipnotis para penikmat festival ini.
Rumah Angklung dan Arunika juga membawakan lagu Kopi Dangdut yang diarransemen kembali oleh Rumah Angklung juga membuat seluruh penonton yang datang ikut bergoyang bersama. Kegembiran dan antusias juga sangat terlihat ketika penonton yang hadir diberi kesempatan untuk dapat bermain angklung bersama.
Menurut Sintia Christiani Saeh Kuasa Usaha Ad-interim KBRI Tashkent, pihaknya telah enam kali berpartisipasi di panggung International Jazz Festival Uzbekistan di Tashkent yang diadakan oleh ACDF bekerja sama dengan UNESCO, dengan menampilkan para musisi Indonesia yang berkarakter dan berkualitas dalam bidangnya.
“Angklung memukau panggung Festival Jazz Internasional di Tashkent! Alunan musik angklung di panggung internasional di Tashkent, Uzbekistan merupakan salah satu upaya KBRI Tashkent dalam mempromosikan, mempertahankan dan melestarikan warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang berasal dari Indonesia,” ujar Sintia Christiani Saeh, dalam keterangan Kamis 15 Mei 2025.
Sementara Ketua Yayasan Rumah Angklung Indonesia Arny Dulishaputri, pihaknya meyakini bahwa angklung telah dikenal luas di berbagai penjuru dunia. Namun, melalui penampilan ini, kami ingin menegaskan bahwa angklung bukan sekadar alat musik tradisional melainkan instrumen yang mampu bertransformasi dan berkolaborasi harmonis dengan musik modern, termasuk jazz.
Dengan aransemen dan komposisi yang segar, kami ingin menghadirkan perspektif baru terhadap angklung. Kehadiran para perempuan hebat dari Arunika Angklung pun menambah kekuatan tersendiri, menghadirkan energi dan semangat lintas generasi yang sangat istimewa.
"Bagi kami merupakan suatu kebanggaan diberi kesempatan oleh Rumah Angklung untuk tampil di pentas Internasional bersama musisi-musisi jazz dunia. Kami bisa menunjukkan bahwa getaran angklung yang indah dapat mendendangkan berbagai lagu dari musik daerah hingga musik jazz. Hal ini juga membuktikan bahwa alunan suara angklung Indonesia bukan hanya indah tapi juga berkelas,” Diana Gita Akmal Syarif - Ketua dan Pendiri Komunitas Arunika.
Konser ditutup dengan tarian kontemporer oleh Asri Dwi Hapsari yang mengiringi lagu original Dwipantara ciptaan Rumah Angklung yang bercerita tentang laut, gunung, dan hutan.
Festival ini juga dimeriahkan oleh kehadiran para musisi jazz kelas dunia, seperti Chris Botti, Peter Bence, Pawel Gusnar, dan sejumlah nama besar lainnya dari berbagai negara, menjadikan perhelatan ini sebagai panggung musik lintas budaya yang sangat dinantikan.
Angklung, alat musik tradisional Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, kini kembali menunjukkan pesonanya di panggung global – memperkaya dialog budaya dan mempererat hubungan antarbangsa melalui musik.