Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Foto: 9news
Fajar Nugraha • 5 May 2025 12:45
Canberra: Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengonfirmasi bahwa ia telah melakukan percakapan yang ‘hangat dan positif’ dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyusul kemenangan telak dalam pemilihan umum akhir pekan lalu dan ucapan selamat dari para kepala negara lainnya. Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah berbicara dengan Trump melalui panggilan telepon di Lodge.
"Kami berbicara tentang AUKUS dan tarif, kami akan terus terlibat, kami akan terlibat satu sama lain secara tatap muka di masa mendatang," kata Albanese, seperti dikutip 9news, Senin 5 Mei 2025.
"Namun, percakapan itu sangat hangat. Saya berterima kasih kepadanya karena telah mengulurkan tangan dengan cara yang positif juga,” ujar PM Albanese.
Sebelumnya, Trump memuji hubungannya dengan Albanese, sambil mengakui bahwa ia tidak tahu siapa lawan utama perdana menteri tersebut dalam pemilihan umum akhir pekan lalu.
Berbicara kepada Sydney Morning Herald di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa ia "sangat bersahabat" dengan Albanese.
"Saya tidak tahu apa pun tentang pemilihan umum selain orang yang menang, dia sangat baik," kata Trump.
Trump mengatakan bahwa dalam hubungan mereka, termasuk panggilan telepon saat Albanese mendorong pengecualian tarif baja Australia, perdana menteri telah "sangat, sangat baik kepadanya" dan "hormat".
"Saya tidak tahu siapa orang lain yang mencalonkan diri melawannya, dan, Anda tahu, (Albanese dan saya) memiliki hubungan yang sangat baik," katanya.
The Herald juga melaporkan bahwa Trump mengatakan dia tidak tahu apakah masa jabatannya sebagai presiden telah memengaruhi pemilihan umum.
Karier politik Trump sering dikaitkan dengan kebangkitan politik otoriter atau sayap kanan di seluruh dunia, khususnya di negara-negara Barat.
Namun, dua pemilihan umum baru-baru ini, di Kanada dan juga di Australia, telah menyaksikan pemerintahan liberal dan kiri-tengah terpilih dengan suara bulat, yang bertentangan dengan jajak pendapat yang telah berlangsung lama.
Beberapa pengamat berpendapat tindakan Trump dalam masa jabatan keduanya, termasuk skema tarif globalnya, telah menjauhkan pemilih dari politik jenis itu.
Mantan pemimpin oposisi Peter Dutton, yang kehilangan kursinya sendiri di Dickson dalam pemungutan suara hari Sabtu, secara implisit disamakan dengan Trump selama kampanye pemilihan Partai Buruh.
Dutton memang menegur presiden AS itu atas tarifnya atas barang-barang Australia, tetapi sebelumnya telah menjulukinya sebagai "pemikir besar".