Penanganan TBC Disebut Masih Jauh dari Target

Ilustrasi TBC. DOK Medcom.id

Penanganan TBC Disebut Masih Jauh dari Target

Atalya Puspa • 21 January 2025 11:05

Jakarta: Tuberculosis (TBC) menjadi masalah kesehatan global, yang menjadi musuh bersama. Dalam 200 tahun terakhir, ada 1 miliar kematian akibat TBC secara global. Angkat kematian akibat TBC di Indonesia nomor 2 di dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina mengungkapkan pada 2021-2024 terjadi peningkatan penemuan kasus maupun pengobatannya. Namun demikian, angka-angka yang ada masih belum mencapai target. 

“Jadi kalau dilihat terjadi peningkatan penemuan kasus maupun pengobatannya. Tapi kalau dibandingkan dengan target ikita memang masih harus bekerja keras, karaena kalau berdasarkan target ini belum tercapai,” kata Ina dalam acara Indonesia Bebas TBC yang diselenggarakan Selasa, 21 Januari 2025.

Berdasarkan data Kemenkes, pada 2024 target penemuan kasus TB ialah sebesar 900 ribu kasus. Namun angka itu baru terpenuhi 860.100 kasus atau 95,6?ri target. 
 

Baca: Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Apa Perbedaannya dengan Covid-19?

Selain itu, kasus diobati TB SO dan RO yang semestinya 100%, masing-masing hanya mencapai angka 89?n 68%. Demikian juga dengan keberhasilan pengobatan, pada TB SO, ditargetkan keberhasilan pengobatan mencapai 90%, namun baru tercapai 83%. Sementara itu untuk keberhasilan pengobatan TB RO ditargetkan 80% namun baru tercapai 57%. Dan pemberian terapi pencegahan TB (TPT) yang ditargetkan mencapai 50?ru terealisasi 17,6%. 

“Selain itu untuk kontak dengan pasien TB itu masih belum ada, jadi kita baru mendetekasi kasus TB aktif saja. Padahal  semestinya kontak dengan pasien bisa diberikan terapi penjagaan supaya nanti tidak berkembang menjadi aktif. Nah, ini yang masih menjadi tantangan,” jelas Ina. 

Ia mengungkapkan, penanganan TB tentu tidak bisa hanya menngandalkan sektor kesehatan dan pemeritah saja, tapi juga dibutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, baik pusat maupun daerah, hingga masyarakat luas. 

“Dibutuhkan upaya pentahelix, pemerintah, akademisi, masyarakat dan swasta, itu harus bersatu-padu untuk menyelesaikan masalah TB. Karena inilah satu masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan dari berbagai sisi dan berbagai sudut,” pungkas dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)