Warga Pandanmulyo Malang Tolak Pembangunan Pemakaman Premium Baqi Memorial Park

Lokasi pembangunan makam komersial Baqi Memorial Park di Desa Pandanmulyo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. MTVN/Daviq Umar Al Faruq

Warga Pandanmulyo Malang Tolak Pembangunan Pemakaman Premium Baqi Memorial Park

Daviq Umar Al Faruq • 16 January 2025 17:09

Malang: Rencana pembangunan makam komersial Baqi Memorial Park di Desa Pandanmulyo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendapat penolakan dari warga setempat. Pasalnya pihak pengembang dinilai tidak menjalankan kesepakatan awal yang telah disampaikan sebelumnya.

Penolakan itu terlihat saat warga menggelar aksi menutup akses masuk ke lahan yang akan dibangun makam komersial tersebut pada Rabu 7 Januari 2025 lalu. Peristiwa itu sempat terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Video itu awalnya diunggah oleh akun Instagram @malangraya_info. Dalam video berdurasi 20 detik itu terlihat ratusan warga bergerombol di pinggir lokasi lahan Baqi Memorial Park.

"Tolak Area Makam Komersial, Warga Desa Tajinan Tutup Akses Lokasi," tulis keterangan yang tertulis dalam video unggahan tersebut.

Saat dikonfirmasi, koordinator warga Desa Pandanmulyo, Mahmudi, mengatakan, penolakan itu berawal ketika ada salah satu pihak pengembang yang berencana membangun perumahan di kawasan itu. Namun rencana itu tiba-tiba berubah karena adanya banyaknya pembeli rumah yang mengajukan refund atau pengembalian dana.
 

Baca: Polda Jateng Bongkar Makam Darso, Korban Dugaan Penganiayaan Polisi

"Setelah itu tiba-tiba menjadi makam. Ini yang jadi masalah, karena dari pihak mereka tidak ada secara resmi mengundang warga (untuk sosialisasi)," katanya, Kamis 16 Januari 2025.

Mahmudi menerangkan, warga telah melakukan audiensi dengan pihak pengembang Baqi Memorial Park sebelumnya. Dalam hasil audiensi itu, lahir petisi yang salah satu isinya yaitu meminta kepada pihak pengembang untuk menghentikan kegiatan pembangunan di lokasi lahan.

Namun ternyata, hingga waktu yang telah disepakati pada Rabu 7 Januari 2025, masih ada sejumlah pekerja yang melakukan aktifitas di lokasi lahan. Akhirnya, warga pun menutup akses masuk ke lokasi pembangunan makam komersial tersebut.

"Warga tidak mau tahu. Pokoknya intinya pemakaman itu tidak diterima. Kalau untuk selain pemakaman silahkan, perumahan silahkan. Kalau pemakaman, sebesar apappun kompensasinya, warga tidak mau," tegasnya.

Mahmudi menegaskan, alasan utama warga menolak pembangunan makam komersial adalah soal kenyamanan. Warga meminta makam komersial itu bisa dibangun di area yang lebih luas dan jauh dari kawasan perkampungan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)