Didukung Industri Besar, UMKM Bontang Jadi Magnet Investasi Mikro

istimewa.

Didukung Industri Besar, UMKM Bontang Jadi Magnet Investasi Mikro

Al Abrar • 15 April 2025 09:23

Bontang: Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), menunjukkan pertumbuhan pesat dan dinilai memiliki daya tarik tinggi dalam dunia investasi. Kajian strategis yang dilakukan Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul) menyebutkan, sektor ini memiliki kekuatan internal yang kuat dan peluang eksternal yang menjanjikan, meski masih menghadapi sejumlah tantangan.

Ketua ULS-PSDB Unmul, Dr. Rachmad Budi Suharto mengatakan, perkembangan UMKM di Bontang tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk dukungan dari perusahaan besar seperti PT Pupuk Kaltim (PKT) melalui program Tanggung Jawab Sosial (CSR).

“UMKM di Bontang sudah sangat berkembang. Produk seperti pempek, makanan khas lokal, hingga batik lokal telah mendapat tempat di hati masyarakat. Peran CSR PT PKT juga sangat membantu dalam pembinaan pelaku UMKM,” ujar Rachmad dalam pemaparannya.

Kecamatan Bontang Utara disebut sebagai sentra pertumbuhan ekonomi. Kawasan ini memiliki kawasan industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, serta akses ke laut dan 17 pulau yang mendukung aktivitas perdagangan dan perikanan. Sejumlah produk UMKM seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies menjadi contoh geliat usaha mikro yang terus berkembang.

Transformasi digital juga mulai tumbuh, ditandai dengan munculnya pemuda pelopor digitalisasi UMKM yang mendorong adopsi teknologi di kalangan pelaku usaha.

Sementara itu, Bontang Barat juga menunjukkan potensi serupa. UMKM kuliner seperti Pempek Anda, Abadi Rasa, dan rumah makan Sari Laut Mbak Zuly menjadi ikon lokal. Kawasan ini didukung oleh fasilitas transportasi utama seperti terminal kota dan akses langsung ke Samarinda dan Sangatta, menjadikannya gerbang ekonomi strategis.

Namun demikian, sejumlah persoalan masih menjadi hambatan. Di Bontang Utara, rendahnya kesadaran hukum, minimnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, serta belum optimalnya media promosi wilayah menjadi tantangan tersendiri. Di Bontang Barat, persoalan sanitasi dari peternakan, keterbatasan infrastruktur, sengketa lahan, dan ketiadaan regulasi soal peternakan koloni menjadi kendala pengembangan.

Dalam kajiannya, Rachmad juga menilai pentingnya diversifikasi sektor investasi, khususnya di bidang pariwisata dan perhotelan. Menurutnya, keberadaan hotel berbintang sangat diperlukan untuk mendukung potensi wisata yang belum tergarap maksimal.

“Pariwisata tidak akan tumbuh jika tidak ada fasilitas akomodasi yang memadai. Pemerintah bisa memanfaatkan aset lahan yang belum dikelola dengan optimal melalui skema kerja sama dengan investor,” jelasnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menyatakan bahwa pihaknya membuka peluang seluas-luasnya bagi investor yang ingin menanamkan modal di sektor jasa dan UMKM.

“Kami menyambut baik kajian ini sebagai referensi arah investasi ke depan. Bontang bukan hanya kuat di industri, tapi juga memiliki potensi besar di sektor jasa seperti pariwisata dan perhotelan,” kata Aspiannur.

Ia menambahkan, penguatan ekosistem digital UMKM menjadi salah satu prioritas. Sejumlah program literasi digital sudah dijalankan oleh berbagai pihak, termasuk TP PKK dan komunitas lokal.

Meski demikian, partisipasi masyarakat yang rendah dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), serta isu lingkungan seperti limbah peternakan, menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.

Dengan sinergi antara akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan dunia industri, Bontang dinilai memiliki peluang untuk mentransformasi diri menjadi kota industri yang juga unggul di sektor UMKM dan pariwisata.

“Kuncinya adalah kolaborasi. Dengan roadmap yang tepat dan keberanian berinovasi, Bontang berpotensi menjadi magnet investasi baru di Kalimantan Timur,” pungkas Aspiannur.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Al Abrar)