AS-Tiongkok Makin Panas, Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Lagi

Ilustasi pergerakan harga emas. Foto: Freepik.

AS-Tiongkok Makin Panas, Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Lagi

Husen Miftahudin • 11 April 2025 10:35

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa ditengah gejolak global dan memanasnya tensi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Setelah melonjak tajam pada sesi AS pada perdagangan Kamis, 10 April 2025 dan menyentuh rekor tertinggi baru di USD3.175 per troy ons, harga emas kembali mencetak level tertinggi sepanjang masa di kisaran USD3.210 saat sesi Asia pada Jumat pagi, 11 April 2025.

Menurut analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, penguatan harga emas saat ini merupakan hasil dari tekanan geopolitik dan respons pasar terhadap data inflasi AS yang mengejutkan.

"Secara teknikal, pola candlestick dan pergerakan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang semakin solid. Jika tidak ada gangguan, harga berpotensi menguji level resistance berikutnya di USD3.225," ujar Andy dalam laporan pagi ini, Jumat, 11 April 2025.

Namun, Andy juga menekankan potensi koreksi tetap perlu diwaspadai, terutama jika terjadi aksi ambil untung di pasar. "Apabila harga gagal mempertahankan momentum bullish dan terjadi pembalikan arah, maka level USD3.182 bisa menjadi titik support penting dalam jangka pendek," tambah dia.

Kondisi makroekonomi saat ini memang sangat mendukung penguatan harga emas. Melemahnya dolar AS menjadi salah satu katalis utama, setelah data inflasi AS menunjukkan penurunan yang lebih besar dari ekspektasi.

Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Maret turun menjadi 2,4 persen (yoy), dibandingkan bulan sebelumnya di 2,8 persen, dan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,6 persen. Penurunan inflasi ini memberikan ruang bagi The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga, meskipun tekanan geopolitik tetap menjadi fokus utama pasar.
 

Baca juga: Harga Emas Antam Meroket Rp34 Ribu dan Cetak Rekor Tertinggi Lagi!


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Perang dagang AS-Tiongkok terus memanas


Di sisi lain, tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok kembali meningkat tajam. Presiden AS Donald Trump secara mendadak menaikkan tarif terhadap produk Tiongkok hingga 125 persen, sebagai tanggapan atas kebijakan balasan dari Beijing sebesar 84 persen.

Gedung Putih mengonfirmasi total tarif terhadap Tiongkok kini mencapai 145 persen. Langkah ini meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi global dan semakin mendorong investor untuk mengalihkan dana ke emas.

Meskipun ekspektasi penurunan suku bunga The Fed mulai berkurang, pasar tetap memperkirakan adanya penurunan suku bunga lanjutan pada Juni, dengan kemungkinan penurunan hingga satu persen sepanjang tahun ini. Sentimen ini menahan laju penguatan dolar AS dan memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian.

Secara keseluruhan, Andy menyimpulkan tren harga emas masih dalam jalur kenaikan yang kuat. Kombinasi antara ketegangan geopolitik, inflasi rendah, dan sentimen dovish dari bank sentral global menjadi bahan bakar utama bagi penguatan XAU/USD dalam waktu dekat.

"Target utama hari ini tetap pada USD3.225, dengan pengawasan ketat terhadap zona support di USD3.182," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)